- Â Â Â Â Â Umur 21 bulan: 3 orang
- Â Â Â Â Â Umur 22 bulan: 6 orang
Dari data stunting tersebut, menurut Mbak Rani pegawai Puskesmas Sumberjambe, terjadinya kasus stunting di Desa Randu Agung disebabkan oleh beberapa faktor.Â
Pertama, berkaitan dengan pola asuh orang tua terhadap anaknya. Mayoritas anak yang terkena stunting ini mendapat pola asuh yang kurang tepat, seperti contoh kurangnya interaksi antara orang tua dan anak. Kedua, merujuk pada kualitas gizi makanan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.Â
Dalam hal ini, meskipun kondisi perekonomian warga di desa ini tergolong menengah ke bawah, para orang tua cenderung memberi makanan yang kurang bahkan tidak diperlukan tubuh. Seperti contoh, para ibu muda cenderung tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, melainkan memberikan susu formula.Â
Ketiga, yang tidak kalah penting adalah masalah kebersihan lingkungan atau PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). Kebersihan lingkungan turut andil dalam tingginya kasus stunting karena ketika lingkungan tidak memiliki sanitasi yang baik, maka akan berisiko menimbulkan infeksi pencernaan seperti diare.
Dengan temuan persoalan stunting yang dirasa masih cukup tinggi di Desa Randu Agung, diharapkan dengan adanya kehadiran mahasiswa KKN Kolaboratif selama 35 hari ke depan dapat membantu menangani persoalan stunting di desa ini. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh para kepala dusun.Â
"Kehadiran para mahasiswa di sini sangat diharapkan. Monggo, apapun program kerja yang kalian ajukan akan kami dukung. Moment ini mohon kalian manfaatkan sebaik mungkin, apalagi waktunya cuman 30 hari." Ucap Bambang Sutejo selaku Kepala Dusun Sumber Tengah, Desa Randu Agung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI