Sebagai seorang Mahasiswa KKN yang memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi secara langsung kepada masyarakat, mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di bangku kuliah, dan membantu memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar, melalui semangat juang dan pengabdian yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan yang kini diteruskan oleh kami tim KKN Kolaboratif #3 Kelompok 196, mahasiswa tidak hanya menjalankan tugas akademik, tetapi juga berperan aktif dalam memajukan desa-desa, mengembangkan potensi lokal, dan menumbuhkan kesadaran nasionalisme.
Dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan, kami mengadakan lomba-lomba yang tidak hanya sekadar sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk menggugah kembali rasa kebersamaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Bagi mahasiswa KKN kelompok 196 Desa Slateng, lomba ini menjadi kesempatan untuk merasakan langsung semangat perjuangan dan gotong royong yang menjadi dasar dari keberhasilan kemerdekaan bangsa ini. Dengan demikian, perayaan 17 Agustus menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan kita semua, termasuk mahasiswa KKN kelompok 196 Desa Slateng, bahwa kemerdekaan harus terus diisi dengan karya nyata dan kontribusi positif untuk masyarakat dan bangsa.
Persiapan lomba memeriahkan HUT RI, kami mulai sejak tanggal 6 Agustus 2024. Yakni, pada rapat bersama RT/RW di balai desa, malam hari ba'da isya. Kami membahas mengenai lomba yang akan diadakan oleh desa, baik tanggal, kategori, target peserta dan keperluan yang dibutuhkan oleh desa.
Rapat koordinasi dan penentuan kategori lomba, kami mulai pada tanggal 15 Agustus 2024. Setiap divisi, memberikan ide kategori lomba, target dan aturan lomba, yang akan diadakan nanti. Terdapat 7 kategori lomba yang akan kami adakan selama 3 hari dari 19 Agustus, 21 dan 22 Agustus. Lalu, 3 hari kemudian. 18 Agustus 2024, kami berbelanja dan membungkus hadiah yang akan diberikan kepada para pemenang lomba.Â
Pada hari pertama penyelenggaraan lomba, banyak peserta yang hadir. Rata-rata dari anak-anak, sesuai target lomba. Lomba pertama adalah lomba cantol rantang, memperebutkan 3 posisi juara. Lalu, lomba kedua adalah lomba melepas karet. 2 lomba ini, berjalan semarak dan meriah. Anak-anak bersemangat dalam memperebutkan posisi juara, meskipun mengalami sedikit kesulitan.
Hari kedua penyelenggaraan lomba di mulai, anak-anak memenuhi balai desa sebelum jam 3 sore. Banyak penonton dari kalangan orang dewasa, yang ikut menyemangati anak-anak. Lomba pertama, balap karung helm. Lomba ini mengundang gelak tawa semua orang, helm yang kebesaran dan karung yang membungkus 1 badan hingga leher membuat tawa semakin kencang. Lomba kedua, lomba paku dalam botol tak kalah semarak. Bekerjasama dalam tim, membuat lomba ini cukup sulit bagi peserta. Namun, tidak memadamkan semangat peserta untuk berlomba.
Hari terakhir, final lomba memasukkan paku dalam botol, lomba rolling kardus dan lomba tahan tawa mengisi keseruan di akhir perlombaan. Lomba rolling kardus, menjadi lomba yang cukup berkesan, akibat kardus yang sering robek di tengah pertandingan. Seringnya peserta menabrak sesama peserta, atau menabrak tiang balai desa bahkan panitia, mengundang tawa kencang penonton. Perlombaan ini ditutup dengan lomba tahan tawa, yang sebenarnya pada rencana awal diisi oleh lomba merias istri. Namun, kurangnya jumlah peserta menyebabkan panitia, secara terpaksa mengubah lomba untuk mengisi kekosongan. Namun, tidak mengubah kemeriahan lomba hingga akhir. Hingga pembagian hadiah kepada para pemenang, semarak dan semangat tidak padam di kalangan para peserta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H