Desa Slateng, yang terletak di Kabupaten Jember, merupakan desa yang kaya akan potensi, menawarkan potensi besar untuk pengembangan yang lebih maju dengan basis kearifan lokal. Desa ini memiliki berbagai aset yang dapat menjadi dasar bagi kemajuan. Sumber daya alam yang melimpah, kondisi geografis yang mendukung dalam sektor pertanian, serta potensi sosial dan budaya yang unik. Namun di sisi lain Desa Slateng menghadapi tantangan besar, spesifiknya dalam bidang pendidikan dan pertanian. Sebagai pusat kehidupan masyarakat pedesaan, pendidikan dan pertanian memainkan peran krusial dalam kesejahteraan dan perkembangan desa ini.
Di sisi lain, pertanian—sektor utama perekonomian desa—juga menghadapi tantangan signifikan. Petani di Slateng berjuang melawan masalah seperti produktivitas yang rendah, kurangnya akses ke teknologi pertanian modern, serta keterbatasan dalam hal pemasaran hasil pertanian. Perubahan iklim dan ketergantungan pada metode tradisional semakin memperburuk kondisi ini, menghambat kemajuan dan kesejahteraan petani lokal.
Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi secara mendalam permasalahan pendidikan dan pertanian di Desa Slateng, serta mengidentifikasi solusi potensial yang dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan ini. Dengan pendekatan yang komprehensif, kita bertujuan untuk mengungkap cara-cara yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas pertanian, sehingga memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desa. Mari kita kaji bersama bagaimana strategi yang tepat dapat membawa perubahan nyata untuk Desa Slateng, mendorong kemajuan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
- Kelangkaan Pupuk di Desa Slateng : Tantangan Ketahanan Pangan Masyarakat
Kelangkaan pupuk di Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, menjadi isu krusial yang berdampak signifikan pada sektor pertanian setempat. Sebagai salah satu wilayah agraris yang bergantung pada hasil pertanian, ketersediaan pupuk merupakan faktor penting dalam menjaga produktivitas lahan dan kesejahteraan petani. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, petani di Desa Slateng menghadapi kesulitan besar akibat kelangkaan pupuk yang semakin parah. Situasi ini tidak hanya mengancam hasil panen, tetapi juga menyebabkan keresahan di kalangan petani yang mengandalkan pertanian sebagai sumber utama penghidupan mereka. Artikel ini akan membahas hasil observasi dan diskusi dari tim KKN Kolaboratif Kelompok 196 terkait penyebab, dampak, serta upaya yang telah dan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan pupuk di desa ini.
Proses budidaya pertanian tidak dapat lepas dari faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik yang mempengaruhi kegiatan pertanian seperti penggunaan varietas unggul baru yang mempunyai ciri khas tersendiri (berbasis kearifan lokal), serta hama dan penyakit tanaman. Setiap varietas akan menunjukkan kinerjanya masing-masing dalam menunjang produktivitas, seperti memerlukan kondisi media tanam yang sesuai, misalnya mampu menyediakan unsur hara dengan cepat, kelembaban tanah yang baik, dan kondisi udara yang tepat. Faktor abiotik yang dapat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti tanah, iklim dan proses pengelolaan tanaman yang dilakukan manusia. Proses budidaya yang ada saat ini menjadi landasan bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi petani. Banyak petani yang melakukan berbagai upaya untuk menghasilkan produk yang maksimal, seperti penggunaan pupuk yang lebih banyak dan penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan peraturan. Penggunaan bahan kimia yang tidak mematuhi peraturan dapat mencemari lingkungan seperti air, tanah dan udara. Pemahaman petani terhadap pertanian berkelanjutan sangat penting untuk keberlanjutan sektor pertanian itu sendiri dan lingkungan
Kelangkaan pupuk anorganik yang terjadi di beberapa tahun terakhir ini menyebabkan mayoritas petani harus mencari ke kota lain, atau bahkan secara online meskipun dengan harga mahal. Ini merupakan indikasi bagaimana pupuk anorganik sudah merupakan kebutuhan dasar, apalagi petani sudah menggunakan bibit unggul yang secara berkala membutuhkan dosis pupuk tinggi untuk dapat mencapai potensi hasil bibit unggul tersebut. Petani meyakini jika kebutuhan hara tanaman tidak dipenuhi maka hasil yang diperoleh akan menurun, sehingga tidak heran jika petani menjadi panik ketika terjadi kelangkaan pupuk anorganik.
Pengelolaan pupuk terpadu adalah suatu sistem yang memadukan penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik dan/atau pupuk hayati. Dampak penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan dalam jumlah banyak tanpa menyediakan bahan organik yang cukup khususnya pada sistem pertanian konvensional, dapat menyebabkan menurunnya kualitas tanah. Penggunaan pupuk organik/hayati yang berkualitas akan membantu upaya menjaga produktivitas lahan dan produksi tanaman.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manfaat penggunaan pupuk organik bukan bersifat jangka pendek melainkan jangka panjang melalui pelestarian sumber daya lahan. Daerah yang berpotensi memiliki bahan organik yang melimpah, seperti limbah pertanian dan peternakan, harus mulai memperhatikan kesuburan tanahnya di masa depan. Sebab kesuburan tanah terus menurun jika tidak ditangani dengan baik. Menurut Basuki dkk. (2021), lahan pertanian di Indonesia dalam satu dekade terakhir menunjukkan kualitas tanah yang rendah. Kualitas tanah yang rendah dapat diketahui dari nilai kandungan karbon organik yang kurang dari 1%.