Jember- Kegiatan sekolah lapang yang diadakan dari 17/05/22 hingga 02/08/22 di salah satu dusun yang ada di Desa Petung merupakan kegiatan tindak lanjut untuk kesejahteraan masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.Â
Terdapat salah satu dusun di Desa Petung dimana masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai pengrajin tahu dan tempe.Â
Aktivitas produksi tahu dan tempe menghasilkan cukup banyak limbah, salah satunya yang berasal dari air rebusan kedelai. Air rebusan kedelai masih memiliki kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, air, dan abu.
Berangkat dari hal tersebut, kelompok tani Mojokerso didampingi oleh PPL Kecamatan Bangsalsari memanfaatkan limbah tersebut untuk diolah menjadi pestisida nabati. Pembuatan pestisida ini dilakukan pada kegiatan sekolah lapang program IPDMIP.
Bahan-bahan:
- Gula pasir
- Air rebusan kedelai
- Minyak goreng
- Agen hayati Tricoderma
Pembuatan pestisida nabati ini diawali dengan merebus air rebusan kedelai dengan tujuan membunuh parasit yang ikut terbawa. Sembari merebus, ditambahkan gula yang berfungsi untuk memperkaya nutrisi bagi agen hayati yang akan digunakan nantinya.Â
Setelah didiamkan beberapa jam, media dapat ditambahkan agen hayati kedalamnya dan dalam hal ini agen hayati yang digunakan adalah Tricoderma.Â
Manfaat dari Tricoderma ini adalah sebagai agen pengendali patogen atau sebagai musuh alami yang ramah lingkungan. Hal ini karena Tricoderma merupakan jenis fungi yang memiliki karakteristik antagonis terhadap fungi patogen dengan kemampuan menghasilkan antibiotik alami yang menekan pertumbuhan patogen.
Pembuatan pestisida nabati ini memakan waktu 15 hari untuk proses fermentasi. Proses fermentasi ini harus dilakukan pada suhu ruang dan tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.Â
Setelah pestisida telah matang, maka dapat langsung diaplikasikan ke lahan pertanian. Pestisida nabati ini memiliki umur simpan selama 6 bulan pada suhu ruang.