Stunting adalah keadaan dimana seorang anak memiliki gangguan atas pertumbuhan dan perkembangannya dikarenakan kurangnya gizi yang cukup kronis dengan infeksi yang berulang, yang ditandai dengan panjang dan tinggi badannya berada di bawah standar. Menurut WHO (World Health Organization) yaitu badan kesehatan dunia, anak stunting memiliki tinggi badan yang pendek atau sangat pendek dibandingkan panjang dan tinggi badan anak pada usianya.
Dampak kesehatan dari stunting ini sangat krusial, mengingat bagaimana anak-anak yang terkena stunting akan mengalami gagal tumbuh yang mengakibatkannya berbeda dengan anak lainnya. Selain itu juga, mereka memiliki gangguan metabolik saat dewasa nantinya, seperti resiko penyakit menular. Oleh karena itu, stunting menjadi ancaman menakutkan pada tumbuh kembang anak. Menurut hasil survei dari Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI disebutkan bahwa Kabupaten Jember menempati urutan pertama di Jawa Timur sebagai prevalensi balita stunting yaitu sekitar 34,9 persen atau sekitar 35.000 balita.
Desa Pontang yang berada di Kecamatan Ambulu merupakan salah satu desa yang memiliki kasus anak-anak stunting dengan kekurangan yang cukup mencolok pada motoriknya. Data dan Observasi yang sudah kami lakukan, menunjukan bahwa masih ada 42 anak yang menderita stunting. Berdasarkan hal tersebut, kami berinisiatif membuat sebuah talkshow sebagai suatu langkah awal untuk mengatasi dan mengurangi jumlah stunting di Desa Pontang. Acara tersebut di narasumberi oleh Ibu Dwi Amuningtyas A.Md. Keb. selaku bidan yang bertugas di Puskesmas Andongsari.
"Stunting bisa dicegah dengan memberikan makanan yang sehat kepada balita serta memberikan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang anak-anak. Selain itu, kebersihan pada anak juga mempengaruhi bagaimana mereka bisa tumbuh", ungkap Bu Tyas saat menyampaikan materi terkait stunting kepada para tamu undangan yang didominasi oleh ibu-ibu yang memiliki balita dan para kader posyandu Desa Pontang.
Demo makanan sehat juga diberikan sebagai referensi, yaitu berupa puding jagung yang mudah dan sederhana untuk anak-anak sehingga bisa dipraktekkan langsung oleh ibu-ibu yang memiliki balita. Demo tersebut dilakukan langsung di depan para tamu undangan untuk menunjukkan bagaimana membuat makanan sehat untuk anak yang mudah dan tentu saja bergizi. Melihat bagaimana antusias para tamu undangan saat demo makanan sehat dipraktekkan oleh salah satu mahasiswa KKN, kami berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk kedepannya, terutama untuk mengurangi jumlah angka stunting bagi generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H