Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 036
KKN KOLABORATIF 036 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN KOLABORATIF KELOMPOK 036 DESA PONTANG, AMBULU, JEMBER

Pemberitaan atas kegiatan selama melakukan kegiatan KKN Kolaborasi di Desa Pontang, Ambulu, Jember. Terhitung sejak 17 Juli 2023 sampai 26 Agustus 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 036: Pendampingan Peningkatan Branding UMKM Marning di Desa Pontang

31 Juli 2023   20:24 Diperbarui: 31 Juli 2023   20:33 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Indonesia yang beriklim tropis menjadikan tanah pertanian Indonesia subur, inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyaknya lahan pertanian yang dapat kita jumpai di Indonesia, salah satunya adalah di Desa Pontang, Ambulu, Jember. Warga Desa Pontang memilih menanam tanaman seperti padi, jagung, dan pepaya dari sekian banyaknya komoditas pertanian yang ada.

Hasil komoditas pertanian yang cukup banyak adalah jagung. Warga Desa Pontang kebanyakan memanfaatkan biji jagung sebagai bahan baku usahanya. Biji jagung ini biasanya dijual secara utuh, namun ada juga yang mengolah biji jagung ini sebagai bahan baku dari produksi camilan yang mereka kelola sendiri sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu secara turun-temurun, yaitu 'Marning'. 

Marning adalah camilan yang terbuat dari biji jagung yang direbus lalu dikeringkan dan digoreng dengan minyak sehingga menjadi sebuah camilan yang gurih. 

Marning sendiri sudah ada sejak jaman nenek moyang, dimana pada jaman itu jagung adalah makanan pokok bagi rakyat jelata. Biji jagung ini diubah dengan kreatifitas masyarakat hingga menjadi camilan yang bisa dinikmati kapan saja.

Dokpri
Dokpri

Rumah produksi marning milik Bapak Misladi menjadi fokus dalam kegiatan kami, rumah produksi ini sudah berdiri sejak tahun 1983. Pak Misladi masih mengandalkan alat-alat tradisional untuk kebutuhan produksi marning sejak awal berdirinya rumah produksi ini. 

Semangat yang dimiliki oleh Pak Misladi dalam mengolah biji jagung utuh menjadi marning, dapat terlihat dari bagaimana beliau melakukan pekerjaannya sendiri untuk mengelola produksi marningnya. 

Proses pengolahan marning, mulai dari merebus biji jagung hingga empuk, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari selama beberapa hari, dan terakhir digoreng dengan minyak panas beliau kerjakan seorang diri. 

"Sudah hampir 40 tahun, tapi masih saya pertahankan rasanya", ungkap Bapak Misladi saat kami berkunjung. Pak Misladi mengajak kami untuk melihat langsung bagaimana proses pembuatan dan cara pengemasannya. Beliau juga memberikan pengetahuan mengenai bagaimana membuat marning yang empuk dan renyah dengan cara tertentu.

Dokpri
Dokpri

Proses pemasaran yang dilakukan oleh Pak Misladi selaku pemilik rumah produksi marning ini masih kurang maksimal, oleh karena itu, kami memberikan pendampingan dengan pembuatan banner sebagai bentuk pengenalan rumah produksi dan pendaftaran pada google maps. 

Upaya pendampingan ini ditujukan agar usaha kecil milik Pak Misladi bisa semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat umum lainnya. Harapan kami dengan adanya pendampingan ini, yaitu nantinya akan mempermudah reseller ataupun konsumen dalam mencari alamat rumah Pak Misladi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun