Mohon tunggu...
KKN Kolaborasi Kelompok 112
KKN Kolaborasi Kelompok 112 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Kolaborasi Jember

KKN Kolaborasi #2 Tahun Akademik 2022/2023 Jember

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kerupuk Singkong Babatan, Berdiri Sejak 1997 Bertahan Hingga Sekarang

7 Agustus 2023   12:51 Diperbarui: 7 Agustus 2023   14:10 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIDOMEKAR, Salah satu masyarakat Dusun Babatan Desa Sidomekar memiliki usaha kerupuk singkong yang dirintis sejak tahun 1997 dan masih bertahan hingga sekarang. Ketahanan usaha itu, karena pengelola menjaga baik resep yang telah di buat, dan selalu menjaga kualitas dari rasa kerupuk singkong tersebut. Hal itu dikatakan oleh pemilik usaha, Bu Tyo. 

Semua kegiatan pengolahan dilakukan dengan manual tanpa alat bantu sama sekali, namun, setelah beberapa tahun usaha itu berjalan, dalam penjelasannya, mencoba untuk bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai pinjam modal untuk membeli peralatan sebagai pembantu dalam pengolahan. "Hasil dari selep itu, ya kerupuk ini yang cuma lima kilo ini, hasilnya kita sisihkan untuk setoran BRI," terangnya saat diwawancarai di kediamannya, Senin (31/7). 

Selain itu, dalam melakukan produksi, hanya dari kalangan keluarganya saja, karena beberapa tahun lalu mencoba untuk menerima pegawai, namun rasanya tidak sama dengan yang dibuatnya sendiri. "Anak anak ini masih Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) dikerjakan bersama. Cuma ada yang bantu itu buat ngupas dua orang," imbuhnya. 

Pada waktu putra-putranya masih sekolah, lanjut Bu Tyo setiap hari bisa memproduksi hingga dua kuintal setengah, selama satu minggu kecuali hari minggu dikarenakan melaksanakan ibadah. "Kalo sekarang hanya bisa perhari satu kuintal setengah, sama yang bantu satu. Karena wes tua loh le, anak-anak juga yang satu kerja, yang satu kuliah di Surabaya," paparnya. 

Walaupun usahanya telah berjalan selama 26 tahun, pengelola mengatakan, tidak pernah menerima bantuan apapun, baik dari desa ataupun bupati. "Dulu sempet katanya ada kunjungan wakil presiden Jusuf Kala ke pabrik, terus katanya ada bantuan akhirnya di foto-foto le dek sini, tapi hingga sekarang tidak pernah ada bantuan apa apa," pungkasnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun