Literasi membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut Survei Minat Baca dan Perpustakaan Nasional pada tahun 2019, rata-rata waktu baca penduduk Indonesia hanya sekitar 15 menit per hari, sedangkan standar minimal yang disarankan oleh UNESCO adalah 30 menit per hari.Â
Selain itu, hanya sekitar 1 dari 100 orang di Indonesia yang membaca buku secara rutin. Masalah literasi membaca di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain minimnya minat baca masyarakat, keterbatasan akses ke buku, rendahnya kualitas pendidikan, serta kurangnya kebiasaan membaca di rumah dan lingkungan sekitar. Untuk meningkatkan literasi membaca di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai program, seperti Gerakan Nasional Literasi (GNL).
Padahal kita ketahui bahwa membaca adalah hal penting yang harus dilakukan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kemampuan membaca sangat penting:
- Membantu mengembangkan pengetahuan: Membaca membantu seseorang untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang dunia, melalui bacaan seperti buku, majalah, surat kabar, dan artikel.
- Meningkatkan kemampuan komunikasi: Kemampuan membaca juga membantu meningkatkan kemampuan komunikasi seseorang, karena mereka dapat memahami dan merespons pesan secara lebih baik.
- Meningkatkan keterampilan kognitif: Membaca dapat meningkatkan keterampilan kognitif seperti pemikiran kritis, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Meningkatkan keterampilan akademik: Membaca sangat penting dalam pendidikan, karena banyak materi yang harus dibaca dan dipahami dalam konteks akademik.
- Meningkatkan keterampilan profesional: Kemampuan membaca juga sangat penting dalam konteks profesional, karena kebanyakan pekerjaan membutuhkan kemampuan membaca dan memahami informasi yang kompleks.
Dalam KKN T 6 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, kelompok 2 yang berlokasi di Desa Tatah Mesjid. Salah satu pemasalahan yang ada adalah banyak siswa yang masih kurang kemampuan membacanya. Permasalahan ini yang menjadi dasar dibuatnya program kerja kelas tambahan: latihan membaca, yang dilaksanakan salah satu anggota kelompok 2 yaitu: Zuhdi, mahasiswa S1 Pendidikan Matematika.
Kelas Tambahan: Latihan Membaca yang dilaksanakan menggunakan metode membaca tanpa mengeja. Metode membaca tanpa menegeja adalah metode yang dilakukan dengan cara mengajarkan siswa untuk membaca keseluruhan suku kata, tanpa harus mengeja. Program kerja kelas tambahan latihan membaca dilaksanakan di kelas 1 dan 2.
Ketika program kerja berlangsung siswa sangat antusias mengikuti kegiatan, siswa juga aktif untuk mencoba membaca di depan kelas. diharapkan dengan kegiatan ini dapat menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H