Mohon tunggu...
Muhammad Siddik
Muhammad Siddik Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/i

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Desa Pesisir Percut: Antara Potensi Ekonomi dan Tantangan Lingkungan

10 Januari 2025   19:37 Diperbarui: 10 Januari 2025   20:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi penulis 

Pada hari Senin,  24  November 2024, saya, Muhammad Siddik, bersama tim riset yang terdiri dari M. Adrian Syahputra, Mira Wulandari Siregar dan Nur Hikmah Agustina dari mahasiswa/i UINSU, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam, melakukan penelitian di Desa Percut yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh dosen kami, Devi Eka Yulita Br. Tarigan, M.Psi. Kami berharap dapat menemukan beberapa wawasan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi desa tersebut.

Desa Percut dikenal memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam sektor perikanan. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai nelayan, dengan jumlah nelayan mencapai 246 kepala keluarga. Selain itu, desa ini juga memiliki sumber daya alam lainnya seperti hutan mangrove yang berfungsi untuk menjaga ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat1.

Namun, tantangan lingkungan seperti penurunan kualitas sumber daya pesisir dan tekanan terhadap ekosistem laut menjadi isu penting yang harus dihadapi oleh masyarakat. Dalam konteks ini, penelitian kami bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi yang ada serta tantangan yang dihadapi oleh penduduk Desa Percut dalam mengelola sumber daya alam mereka secara berkelanjutan.

Sumber: Dokumen pribadi penulis 
Sumber: Dokumen pribadi penulis 

Desa Pesisir Percut, yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, merupakan contoh nyata dari kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada sumber daya laut. Dengan tradisi yang kaya dan aktivitas sehari-hari yang berfokus pada perikanan, desa ini menjadi salah satu komunitas pesisir yang menarik untuk diteliti.

Masyarakat Desa Percut sebagian besar adalah nelayan tradisional yang memulai aktivitas mereka sejak pagi hari, menyiapkan perahu dan alat tangkap ikan. Hasil tangkapan tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi komoditas utama yang dijual di pasar lokal. Selain itu, desa ini juga dikenal dengan festival laut yang diadakan setiap tahun, sebagai ungkapan syukur kepada dewa laut atas hasil tangkapan ikan.

Namun, di balik potensi ekonomi yang besar, Desa Percut menghadapi berbagai tantangan serius. Perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan cuaca ekstrem, menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat pesisir. Selain itu, penangkapan ikan yang berlebihan dan kurangnya akses pendidikan serta pelatihan juga menghambat pengembangan keterampilan masyarakat.

Sumber: Dokumen pribadi penulis 
Sumber: Dokumen pribadi penulis 

Dalam laporan mini riset yang dilakukan, ditemukan bahwa mayoritas masyarakat masih menggantungkan hidup pada sektor perikanan, meskipun beberapa mulai beralih ke usaha tambak. Hal ini menunjukkan perlunya upaya kolaboratif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Desa Pesisir Percut bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol dari perjuangan masyarakat pesisir dalam menghadapi tantangan modern. Dengan potensi yang dimiliki, diharapkan desa ini dapat berkembang menjadi desa pesisir yang mandiri dan berkelanjutan, menjaga tradisi dan budaya yang telah ada sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.

Melalui riset ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan masyarakat pesisir dan pentingnya dukungan untuk pengembangan desa-desa pesisir di Indonesia. Mari kita dukung upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun