Desa Kebonsari dibagi menjadi 3 dusun yaitu dusun Sari Rejo Satu, Sari Rejo Dua, dan Curah Jeru. 4 mahasiswa KKN di desa Kebonsari berkeliling dusun Sari Rejo Dua untuk berjalan-jalan, tidak jauh dari tempat kami ada  ibu-ibu menekuni beberapa karung untuk dipilah. Jadi kami memutuskan untuk bergabung dengan ibu-ibu tersebut, ternyata disana adalah sebuah gudang karung bekas yang ada di desa Kebonsari. (17/11/2023)
Usaha karung bekas tidak banyak dijumpai di kabupaten lumajang, salah satu UMKM karung bekas terbesar yang ada di Lumajang yaitu karung bekas bapak Suprianto yang berada di desa Kebonsari. Bapak Suprianto menjelaskan bahwa sudah dari tahun 2015 menekuni usaha karung bekas ini.
Berawal dari 2 pekerja dan dilakukan di rumah, usaha karung beras ini semakin sukses sehingga mempunyai 3 gudang dan 10 pekerja. 1 gudang utama, 1 gudang tempat untuk memilah-milah karung dan 1 gudang untuk menjahit. Setiap gudang mempunyai bagiannya masing-masing, mulai dari membedakan karung yang bagus sampai karung yang berlubang dan berbahan tipis.Â
Karung yang dikirim dari Surabaya dan Pasuruan datang setiap 1 Minggu 2 kali. Karung yang dikirim mulai dari karung beras, karung padi, karung kopi hingga karung pokphand. Harga setiap karungnya berbeda-beda mulai dari harga Rp. 1.500 sampai Rp. 2000, karung ini diproduksi ke Senduro dan beberapa kota terdekat.
Salah satu pekerja yaitu Ibu Is menjelaskan bahwa usaha ini berawal dari usulan teman bapak Supriono kepada bapak Suprianto untuk menekuni usaha karung bekas ini, Oleh karena itu bapak suprianto menerima usulan dari temannya dan mulai menekuni usaha ini sampai sekarang. Ibu Is juga mengatakan bahwa bapak Suprianto melarang pegawainya untuk membuang barang bekas apapun, sehingga barang bekas tersebut dijadikan beberapa perabotan yang ada di gudang karung bekas Bapak Supriyanto.
-Merdea Sumanti-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H