Tas anyaman merupakan produk unggulan dari Desa Karanganyar. Tas anyaman berbahan dasar tali plastik ini diproduksi oleh salah satu warga Desa Karanganyar yang berada di Dusun Krajan, yaitu Bapak Achmad Rifa'i. Produk kerajinan ini diproduksi secara langsung oleh pengrajin tanpa bantuan mesin atau biasa disebut sebagai produk handmade. Proses pengerjaan dari tas anyaman ini cukup cepat. Salah satu pengrajin yang bekerja di bawah rumah produksi bapak Rifa'i, Ibu Umi, menyatakan bahwa dalam sehari beliau dapat mengerjakan sekitar 20 buah tas anyaman berukuran kecil.
Produk tas anyaman ini memiliki bahan yang cukup tebal. Menurut informasi dari pemilik usaha, merek bahan yang digunakan untuk pembuatan tas anyaman ini adalah Toyo Band.
Harga tas anyaman ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 9.000,00 per buah. Harga tersebut akan berlaku bila terjadi pembelian satuan. Namun, akan ada potongan harga apabila pembeli melakukan pembelian secara grosir (pembelian lebih dari 10 buah).
Motif tas anyaman cukup beraneka ragam. Hal tersebut bergantung pada kesediaan bahan yang ada. Namun, saat pembelian grosir, pembeli dapat request motif yang diinginkan.
Tas anyaman ini sudah banyak beredar di masyarakat daerah Jember bagian selatan. Selama ini Bapak Rifa'i, selaku pemilik usaha, hanya memasarkan pada daerah Jember bagian selatan. Selain itu, pemasaran hanya dilakukan pada retail-retail yang telah menjadi mitra beliau. Namun, terkadang terdapat pesanan produk melalui Whats'sApp untuk acara-acara tertentu. Untuk pemesanan via What'sApp ini biasanya dipesan dalam jumlah yang cukup banyak. Tetapi, pemesanan dalam jumlah besar ini sifatnya musiman, tidak setiap waktu ada. Biasanya hanya terjadi saat musim hajatan. Jika telah tiba musim orang-orang melakukan hajatan, pesanan tas anyaman akan meningkat lebih dari biasanya. Pada musim tersebut, tas anyaman biasa digunakan untuk menaruh barang souvenir hajatan.
Setelah melihat adanya potensi dari usaha tas anyaman ini, KKN UNEJ Kelompok 25 ingin melakukan pengembangan produk tas anyaman. Produk ini berpotensi menjangkau lebih banyak pembeli. Adapun beberapa cara yang kami lakukan untuk mengembangkan produk tas anyaman, yaitu :
1. Membuat nama dan logo usaha
2. Memasarkan produk secara online
3. Melakukan inovasi pada motif dan bentuk produk
4. Mengadakan pelatihan untuk perluasan pengenalan produk
Empat cara tersebut telah dilakukan selama masa KKN kelompok kami di Desa Karanganyar. Berikut penjelasannya :
1. Membuat nama dan logo usaha
Usaha yang dijalankan oleh Bapak Rifa'i pada mulanya belum memiliki nama maupun logo usaha. Padahal nama dan logo usaha merupakan bagian penting dalam proses branding suatu produk. Dengan begitu, kami bersama dengan Bapak Rifa'i berunding untuk menetapkan nama dan logo usaha yang cocok untuk usaha tas anyaman tersebut. Setelah berdiskusi, nama 'Kafah Jaya' ditetapkan sebagai nama usaha tas anyaman tersebut. Kata Kafah berasal dari Bahasa Arab, yaitu Kaffah yang berarti menyeluruh atau seluruhnya tanpa terkecuali. Dengan menggunakan nama tersebut, pemilik usaha berserta kami berharap anyaman tas dapat tersebar secara menyeluruh pada lapisan masyarakat.
Setelah penyusunan nama produk, langkah selanjutnya adalah pembuatan logo usaha. Logo usaha  dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Nama dan logo usaha tersebut digunakan untuk profil akun media sosial dan marketplace.
2. Memasarkan produk secara online
Berikutnya, bidang pemasaran kelompok kami telah mencoba untuk memperluas pasar dengan membuka akun pada media sosial dan marketplace. Pada mulanya, tas anyaman hanya dipasarkan secara langsung pada retail mitra yang ada di sekitar Jember bagian selatan.
Instagram dan TikTok merupakan akun media sosial yang digunakan untuk melakukan perluasan pasar. Username untuk akun Instagram tersebut ialah kafah_jaya.
Sedangkan untuk akun TikTok Shop yaitu Kafah Jaya.
Pada akun sosial media, telah diunggah katalog tas anyaman. Postingan pada akun tersebut terdapat gambar dan juga video yang memperlihatkan kondisi produk.
Selain akun media sosial, dilakukan pula pembuatan akun marketplace Shopee. Nama toko yang digunakan ialah Kafah Jaya 23.
Pada akun Shopee Kafah Jaya 23 juga telah dilengkapi dengan data diri penjual beserta katalog tas anyaman tersebut.
Melalui akun Shopee, tas anyaman juga sudah menghasilkan pembeli. Beberapa tas anyaman juga telah laku terjual ke luar Kota Jember. Produk tas anyaman telah mendapatkan bintang 5 pada review produk di Shopee.
3. Melakukan inovasi pada motif dan bentuk produk
Langkah pengembangan produk yang selanjutnya adalah melakukan inovasi. Agar sebuah brand dapat terus ada dalam pasaran, penjual perlu melakukan inovasi yang sesuai dengan perkembangan trend. Kami bersama dengan pengrajin tas anyaman Karanganyar mencoba untuk melakukan inovasi motif dan bentuk pada tas anyaman tersebut.
Pada mulanya model dan motif tas anyaman dijual seperti yang banyak beredar pada pasar tradisional. Namun, kami bersama dengan pengrajin dan Bapak Rifa'i mulai melakukan inovasi dengan menambah jenis dan motif anyaman. Untuk motif, telah dibuat motif Tribal yang digunakan sebagai inovasi pada tas berukuran tanggung.
Selain penambahan pilihan motif, adapun penambahan pengait pada bagian atas anyaman tas sehingga tas anyaman tersebut dapat lebih tertutup.
Selanjutnya, adapun inovasi yang merubah bentuk anyaman. Pengrajin mencoba untuk berinovasi dari tas menjadi besek.
4. Mengadakan pelatihan untuk perluasan pengenalan produk
Cara pengembangan yang terakhir adalah dengan mengadakan pelatihan menganyam. Kelompok KKN 25 telah berhasil melaksanakan "Pelatihan Pembuatan Tas Anyaman". Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara PKK Karanganyar dengan Mahasiswa KKN UNEJ Kelompok 25. Lokasi pelatihan berada pada Balai Desa Karanganyar.
Kegiatan ini dihadiri oleh 31 peserta yang berasal dari Posyandu, Kader Kesehatan, Perangkat Desa Karanganyar, BKR, dan PIK-R Karanganyar.
Dari 31 peserta yang hadir untuk melakukan pelatihan menganyam hanya terdapat 2 (dua) peserta yang tasnya belum jadi di tempat pelatihan. Dengan begitu, dapat diketahui bahwa lebih dari 90% peserta telah berhasil membuat tas anyaman dengan hasil tangan sendiri.
Dari pelatihan tersebut, kami telah merangkum cara pembuatan tas anyaman, sebagai berikut :
Alat :
- Gunting
Bahan :
- Tali Plastik, dengan rincian  :
- 9 buah dasaran panjang
- 13 buah dasaran pendek (warna putih (5 buah) dan warna hitam (8 buah))
- 4 buah lingkar bawah
- 12 buah lingkar atas
- 2 buah tali pegangan tas
- 2 buah selang bening
Cara membuat tas anyaman :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Membuat dasaran tas dengan dasaran pendek, anyam hingga panjang sebanyak 11 kotak dan lebar 7 kotak,
3. Selanjutnya, anyam dengan dasaran 9 buat hingga membentuk rangka bawah tas,
4. Lalu, anyam ke atas dengan lingkar bawah dan lanjutkan dengan lingkar atas,
5. Pada bagian ujung anyaman dapat di tambah 1 tali plastik lagi agar lebih rapi dan lebih kuat
6. Berikutnya, memasukkan tali pegangan pada selang bening,
7. Yang terakhir adalah memasukkan tali pegangan ke Anyaman tas lalu membentuk motif cantik untuk membuat tas terlihat lebih menarik.
Adapun, beberapa dokumentasi sewaktu pelatihan berlangsung, antara lain :
Itulah beberapa cara yang telah dilakukan oleh Kelompok 25 dalam melakukan pengembangan usaha tas anyaman Desa Karanganyar. Adanya pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan potensi perluasan pengenalan tas anyaman Desa Karanganyar pada masyarakat Jember, secara khusus, dan masyarakat Luar Jember, secara umum.
DPL Â :
- Ir. Sigit Prastowo, M. P.
- Fiskan Maulidian Nugroho, S.H., M.H.
Anggota Kelompok 25 :
(Muhammad Abdul Aziz / Bastino Ubaid Choiri / Dzaki Riyan Rizaldi / Galuh Elok Kurniawati / Ayu Wulandari / Dirga Amay Lina Putri / Siti Jauharatul Khusna)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H