Secara filosofis, Kujang Sapasang mengandung makna sebuah keharmonisan yang terkandung dalam sifat budaya Jawa Barat seperti layaknya sebuah keluarga atau Cradle of Civilization sebagai sebuah tempat secara berkelanjutan dari suatu peradaban.
Berdasarkan bentuknya, Menara Kujang Sapasang mengacu pada sejenis kujang yang bernama Kujang Ciung, yang memiliki filosofinya tersendiri dengan lubangnya yang berjumlah sembilan. Kujang dengan lubang sembilan menggambarkan awal mula sebuah kelahiran manusia hingga mencapai titik dimana manusia tersebut mendapat sebuah kebijaksanaan dalam hal pemikiran, lubang sembilan itu sebagai puncak dari proses berpikirnya.
Diantara kedua destinasi wisata religi Masjid Al-Kamil dan Menara Kujang Sapasang, terdapat suatu penghubung yaitu adanya keberadaan jembatan baja yang ikonik sehingga dapat menghubungkan antara filosofi agama dan budaya. Jembatan ini juga memiliki filosofinya tersendiri yaitu sebagai simbol dari teknologi penghubung yang tercipta di antara keduanya. Sehingga perpaduan Kujang Sapasang dan Masjid Al-Kamil sendiri memiliki tiga filosofi yang berupa perpaduan antara kekayaan spiritual agama, keagungan budaya Sunda dan kecanggihan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H