Mohon tunggu...
KKN IAISPurorejo
KKN IAISPurorejo Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa IAI Syarifuddin Lumajang

Cerita harian kami KKN IAI Syarifuddin Desa Purorejo Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Berlinang yang Semoga Berkenang

22 November 2022   23:27 Diperbarui: 22 November 2022   23:30 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suling Minyak Daun Cengkeh (Pict By: Inayah Alfi)

Pagi yang cerah dengan semangat yang tetap karena pulang sudah di depan mata, beberapa dari kami shubuh tadi berangkat ke pantai untuk mengambil dokumentasi pagi hari di desa ini selebihnya masih sibuk dengan mimpi-mimpi.  Sunsetnya yang indah membuat mata enggan berkedip. Kami menjadi tidak ingin meninggalkan desa yang indah ini.

Siang harinya, beberapa dari kami ada yang melihat kondisi tanggul yang kemarin sudah di action dari mahasiswa KKN. Beberapa lagi ada yang menyusuri dusun Krajan. 

Di dusun Krajan ini, kami bertemu dengan salah satu warga yang bekerja menyuling minyak oleh daun cengkeh. Di akhir kami di sini, dapat menambah pengetahuan baru yaitu tentang penyulingn minyak oleh daun cengkeh. Namun kasihan, di cuaca yang tak menentu ini membuat penghasilan menurun alias tidak bisa menyuling minyak karena membutuhkan daun cengkeh yang kering.

Suling Minyak Daun Cengkeh (Pict By: Inayah Alfi)
Suling Minyak Daun Cengkeh (Pict By: Inayah Alfi)

Sore yang berkenang, bagaimana tak berkenang? Seluruh siswa siswi Bimbingan Belajar berdatangan untuk perpisahan dengan kami, perpisahan ini digambarkan dengan penyerahan hadiah kenang-kenangan kami kepeda mereka.

Sehabis maghrib setelah sholat jama'ah, kami sudah berencana menuju rumah pak Inggi. Berniat ingin pisah kenang akan tetapi taqdir berkata lain karena ternyata pak Inggi sedang menghadiri acara lainnya. Di sana hanya bu Inggi yang menjamunya dan seperti biasa, linang air mata membasahi pipi kami. Tak hanya yang cewek, yang cowokpun begitu. Seakan kami tidak ingin meninggalkan desa tercinta ini begitu juga bu Inggi yang terlihat tak ingin pisah dengan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun