Mohon tunggu...
KKN DR KELOMPOK 89
KKN DR KELOMPOK 89 Mohon Tunggu... Lainnya - Dpl : Rakhmat Kurniawan, S.T, M.Kom

Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Hebat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Dakwah Bil Hal" Dakwah Paling Efektif di Tengah Pandemi

17 Agustus 2020   09:51 Diperbarui: 9 Juni 2021   10:47 6247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dakwah Paling Efektif di Tengah Pandemi. | pexels

Saat ini dunia masih tidak dalam kondisi baik-baik saja. Sebuah pandemi yang disebabkan oleh virus yang telah terjadi dalam beberapa bulan belakangan, hingga sampai detik ini pun tak juga kunjung usai. Virus 2019 Novel Coronavirus atau yang lebih dikenal masyarakat banyak dengan virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus yang pada mulanya tersebar dari Wuhan ini, pada awalnya tidak terlalu mengguncangkan dunia. 

Namun seiring berjalannya waktu, dengan semakin bertambah banyaknya kasus-kasus penularan baru yang diakibatkan oleh virus ini maka organisasi kesehatan dunia (WHO) pada bulan maret lalu menyatakan virus ini sebagai sebuah pandemi.

Virus corona mulai masuk di Indonesia pada awal bulan maret,  bermula dari 2 orang wanita yang terjangkit positif virus corona akibat pertemuannya dengan warga negara Jepang di sebuah event pesta dansa di Jakarta, begitulah yang dikatakan presiden Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo. Hingga sampai saat ini, terhitung pertanggal 15 Agustus 2020, virus corona di Indonesia terkonfirmasi telah terjadi sebanyak 135.123 kasus dan meninggal sebanyak 6.021 jiwa.

Beberapa cara telah dilakukan oleh pemerintahan Indonesia untuk "menyumbat  keran bocor" akibat pandemi yang diberikan oleh virus corona ini. Yang pada awalnya pemerintah melakukan sebuah gagasan untuk melindungi seluruh masyarakatnya, yaitu dengan memberhentikan seluruh kegiatan masyarakat indonesia yang biasanya bekerja diluar rumah diganti dengan bekerja dari rumah, atau yang hingga saat ini kita kenal dengan istilah work from home (WFH).  

Baca juga: Dakwah Melalui Tulisan demi Samber THR Kompasiana

Seluruh tempat-tempat wisata, tempat hiburan, kafe-kafe, sekolahan, universitas, penerbagan luar dan dalam negeri ditutup untuk sementara. Yang juga hingga saat ini masih kita rasakan sebagai penuntut ilmu yaitu pembelajaran yang masing bersifat daring (dalam jaringan) ataupun luring (luar jaringan). Pemerintah juga membuat aturan social distancing atau menjaga jarak, harus menggunakan masker, harus selalu membawa hand sanitizier tatkala keluar rumah, rajin mencuci tangan dan menerapkan aturan lockdown di berbagai wilayah.

Berbagai cara yang dilakukan pemerintah seperti yang disebutkan sebelumnya pun rasa-rasanya tidak terlalu mempan untuk mencegah dan menyedikitkan penularan kasus corona, tetap saja setiap harinya berbagai macam kasus-kasus baru positif virus corona terkonfirmasi oleh pihak kesehatan. 

Terjadi demikian dikarenakan masyarakat ada yang masih "membandel" dan tidak mau mentaati peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah daripada penularan virus corona ini. Maka dari ini perlunya kesadaran bagi setiap masyarakat untuk bisa menerapkan protokoler kesehatan untuk dirinya pribadi yang dengan ini apabila bisa dilaksanakan bisa mengurangi penularan daripada virus corona, dan ini dalam konteks Islam masuk kedalam contoh dakwah bil hal.

Dakwah sangat erat hubungannya di dalam agama Islam, karena memang Islam merupakan agama dakwah. Dakwah yang berasal dari kata da'a, yad'u yang berarti seruan, ajakan atau panggilan, tentunya dalam hal kebaikan. Orang yang melakukan dakwah disebut juga sebagai da'i. Di dalam Islam terdapat beberapa metode dakwah, yaitu ada yang disebut dakwah bil lisan, dakwah bil kitabah, dan yang terakhir adalah dakwah bil hal. 

Dakwah bil lisan yang berarti seseorang berdakwah dengan menggunakan lisannya, dan hal yang seperti ini hanya bisa disampaikan oleh orang yang ahli dalam bidangnya contoh seperti ustadz, kyai, syekh dan ulama'. 

Baca juga: Tingkatkan Skill Produksi Konten Youtube, Dakwah Digital Makin Keren

Yang kedua ada dakwah bil kitabah, disebut juga seseorang berdakwah dengan tulisan, baik menulis ajakan kebaikan di kehidupan nyata ataupun maya, atau juga menulis sebuah kitab dan ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. 

Dan yang terakhir adalah dakwah bil hal, ini adalah seseorang berdakwah dengan perbuatannya, fokus pada amal usaha ataupun karya nyata. Berbeda dengan metode dakwah sebelumnya, dakwah bil hal merupakan dakwah yang dapat dilakukan oleh semua orang, dan juga termasuk dakwah yang paling efektif.

Rasulullah Saw. sebagai tokoh Islam merupakan seseorang yang menggunakan ketiga metode dakwah tersebut, dikarena beliau adalah seorang nabiyullah (nabi Allah). Namun kunci keberhasilan dakwah beliau adalah dengan metode ini, dakwah bil hal. Metode dakwah bil hal adalah yang paling mumpuni untuk melunakkan sasaran dakwahnya. Rasulullah Saw. ketika menyampaikan dakwah tentang tolong menolong maka Rasul mencontohkannya langsung. 

Sehingga dakwahnya dapat dirasakan langsung oleh umat. Dan kembali kepada sedikit kisah sejarah, yang dimana Rasulullah Saw. pernah dilecehkan dan selalu dihina oleh seorang yahudi buta, namun balasan beliau adalah tetap memperlakukan dengan baik si yahudi buta tersebut, bahkan Rasulullah lah satu-satunya orang yang peduli terhadap dia, hingga tatkala yahudi buta itu hendak makan maka Rasuluillah Saw. lah yang mengunyahkan agar bisa ditelan mudah oleh yahudi buta tersebut yang memang usianya sudah renta. 

Sampai dimana Rasulullah Saw. telah wafat, dan seorang sahabat Rasulullah Saw. yaitu Abu bakar ash-Shiddiq bertanya kepada istri Rasulullah yaitu Aisyah ra. tentang perbuatan apa yang sering Rasulullah lakukan semasa hidupnya, maka salah satu perbuatannya disebut Aisyah adalah memberi makan kepada si yahudi buta.

Baca juga: Gelap Terang Dakwah di Media Sosial

Tatkala Abu Bakar melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. kepada si yahudi buta itu, maka yahudi buta itu keheranan karena perbedaan sikap tatkala memberikan makanan kepadanya, yang pada akhirnya Abu Bakar pun mengatakan bahwa yang sering memberikannya makanan dengan lemah lembut adalah seseorang yang sering dihinanya, yaitu Rasulullah Saw. 

Maka pada akhirnya mengucaplah dua kalimat syahadat si yahudi buta tersebut. Dari sedikit ini bisa dipahami bahwa berkat keluhuran akhlak Nabi Saw. orang-orang berbondong-bondong masuk Islam dan mengikuti ajarannya.

Maka ini untuk menghadapi pandemi seperti saat ini, hendaklah setiap masyarakat melalukan dakwah bil hal yang merupakan dakwah paling efektif untuk meminimalisir meningkatnya persentase orang yang postif terkena virus corona.

 Adapun bentuk dakwah bil hal untuk diri pribadi yaitu dengan kita mematuhi protokoler kesehatan yang telah diterbitkan oleh pemerintah, baik keluar dengan menggunakan masker, menjaga jarak, membawa hand sanitizier, rajin mencuci tangan, dan lain sebagainya. 

Dan bentuk dakwah bil hal untuk orang banyak adalah yaitu kita saling membantu terhadap sesama, contoh dengan membagi-bagikan masker untuk yang tidak memilikinya, menjadi relawan covid-19 bagi seseorang yang memang bisa dalam hal itu, saling memberi semangat apabila ada yang terkena dampak akibat dari virus ini. Apabila setiap orang sadar dan melakukan hal ini pastilah tidak ada kasus-kasus baru tentang positif corona setiap harinya.


#KeepProductiveAndStayHealthy


Penulis : Muhammad Rizky Prabu.
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi..Peserta KKNDR Kelompok 89 UIN Sumatera Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun