Oleh: Kelompok 168 KKN-DR UINSU
Dosen Pembimbing Lapangan: Eka Yusnaldi M,Pd
Di dalam proses pendidikan, guru dan siswa merupakan elemen yang harus ada dalam pendidikan. Keberadaan dan hubungan antara keduanya menjadi sebuah keharusan dalam proses pendidikan. Sebab, seorang pendidik atau guru tidak dapat disebut sebagai pendidik jika tidak ada peserta didik, begitu juga sebaliknya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan mungkin berlangsung tanpa keduanya.
Islam memiliki panduan berupa Alquran dan Hadits. Keduanya seperti kompas kehidupan kita didunia yang tidak hanya membahas tentang sejarah para nabi, akidah, ibadah, mu’amalah, tapi juga membahas tentang pendidikan. Didalam Alquran surat Luqman ayat 13, Allah telah memberi contoh kepada kita tentang makna pendidikan. Di ayat tersebut telah memberikan isyarat tentang hak, kewajiban dan hubungannya pendidik dan peserta didik melalui ayat yang termuat di dalamnya. Allah SWT. berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman ayat 13)
Dari ayat ini Allah memisalkan Luqman sebagai contoh dalam pendidikan. Yang mana luqman sebagai guru atau pendidik, dan anaknya sebagai peserta didik. Disini, ia memberikan Mau’izhah (pelajaran) kepada anaknya dan mengingatkan kebaikan dengan cara lembut yang dapat melunakkan hati. Kemudian luqman memberi peringatan untuk tidak mempersekutukan (syirik) Allah dengan apapun, karena itu merupakan kezhaliman yang besar.
Nasihat tersebut mengandung persoalan ketauhidan dan dapat dipahami bahwa di antara kewajiban ayah (pendidik) kepada anak-anak (peserta didik) ialah memberi nasihat dan pelajaran, ditambah dengan keluarga dan lingkungan yang baik dan taat, serta adanya media pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik, seperti buku-buku hikmah dan alat-alat penunjang pembelajaran lainnya, maka anak-anak (peserta didik) itu dapat menempuh jalan yang benar, dan menjauhkan mereka dari kesesatan.
Sistem pendidikan seperti kisah Luqman diatas, dapat kita ambil dan kita kaitkan dengan sistem pendidikan dan pembelajaran sekarang yaitu dengan metode pembelajaran seperti halaqah atau mentoring, dan tatap muka setiap harinya kesekolah.
Tetapi, dimasa ketika wabah Virus Corona melanda dunia saat ini, banyak aktivitas yang harus dilakukan secara online, tak terkecuali untuk masalah pembelajaran. Pembelajaran saat ini menggunakan sistem daring (dalam jaringan). Ini merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.
Guru atau pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Kebijakan pembelajaran daring ini dibuat pemerintah yang mana bertujuan untuk memuntuskan mata rantai penyebaran Covid-19 yang begitu cepat terjadi.
Keputusan yang di ambil oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menimbulkan masalah baru yang mampu di rasakan oleh siswa dari berbagai kalangan, terutama pada siswa yang memiliki begitu banyak keterbatasan dalam menuntut ilmu. Sumber ilmu yang berawal dari seorang guru dengan berbagai metode tatap muka dan disesuaikan dengan keadaan siswa, kini pembelajaran harus dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan dan ketidak mampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran secara daring yang mulai diterapkan oleh pemerintah.
Namun, proses pembelajaran secara daring ini memunculkan masalah baru seperti tidak efektifnya proses belajar mengajar yang dilakukan. Kemudian adanya keterbatasan media pembelajaran dan sumber ilmu pada siswa seperti tidak memiliki telepon genggam, Komputer (PC) dan sebagainya sebagai sarana belajar, tidak memilikinya kemampuan penggunaan sarana pembelajaran yang benar, tidak adanya ketersediaan jaringan internet yang memadai hingga tidak adanya biaya dalam pembiayaan pendidikan dalam metode daring ini. Masalah ini muncul dengan tidak seimbangnya metode pembelajaran yang pilih oleh guru, kebijakan pemerintah yang kurang maksimal, hingga tidak mampunya siswa dalam menjalani proses pembelajaran secara daring.
Metode pembelajaran seperti ini menimbulkan masalah baru bagi dunia pendidikan. Sejatinya pendidikan ditempuh dengan metode tatap muka kini beralih menjadi pembelajaran jarak jauh. Keterbatasan siswa dalam menerima ilmu sejalan dengan pernyataan bahwa sumber ilmu yang mengubah pendidikan adalah guru yang bisa digugu dan ditiru dengan caranya mengubah karakter hingga mencerdaskan siswa dengan metodenya,
namun kini pembelajaran secara online mengubah pola belajar siswa, cara belajar siswa hingga minat belajar yang di jalaninya. Karena sejatinya “tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”, pepatah lama yang Rasulullah sampaikan merupakan metode belajar yang mampu membangkitkan semangat belajar yang ada pada diri siswa.
Tidak sampai situ, solusi pembelajaran secara daring bukanlah satu solusi yang mampu di jangkau di dunia pendidikan khususnya di Indonesia yang memiliki begitu banyak keterbatasan. Akan tetapi, menyempurnakan metode belajar dalam menuntut ilmu adalah salah satu tindakan apik yang harus di ambil untuk kemajuan pendidikan saat ini. Karena pendidikan sangat penting dalam kehidupan ini. Maka kita harus terus belajar menuntut ilmu. Ada sebuah pepatah Arab yang memotivasi kita untuk terus belajar selamanya yaitu: "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat."
Sumber ilmu yang di dapat dari seorang guru mampu mengubah pendidikan dari berbagai hal yang mampu di contoh, ditiru, diikuti dan dilaksanakan sebagai bentuk kemajuan ilmu dan teknologi yang terus berjalan kuat, karena pada dasarnya seorang guru dengan metode pembelajaran yang apiklah suatu ilmu dapat terlealisasikan secara maksimal. Tetapi ada beberapa solusi sistem pendidikan islam yang dapat ditempuh dalam pembelajaran daring ini seperti:
Pertama, Menyiapkan video dengan setiap mata pelajarannya yang ringan dan mudah diterima murid. Khususnya pelajaran agama. Karena, keberhasilan guru atau pendidik dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi, merancang, meramu materi online, dan metode pembelajaran, serta adanya aplikasi yang sesuai dengan materi dan metode.
Kedua, Orang tua tetap mengajarkan pesan aqidah dan moral dalam menemani proses belajar anak-anaknya agar tetap fokus dalam pembelajaran daring. Dalam hal ini, orang tua juga lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua.
Ketiga, Tetap utamakan kebersihan walaupun dalam proses pembelaran daring, agar murid-murid/siswa tetap sehat. Karena kebersihan adalah sebagian dari keimanan seseorang. Dalam ini seperti mencuci tangan sebelum makan dan memegang barang-barang elektronik.
Keempat, Menyiapkan tempat khusus buat anak-anak murid seperti perpustakaan dirumah sendiri. Ini bertujuan agar anak atau peserta didik dapat mencari referensi atau sumber pembelajaran yang lebih akurat.
Kelima, Memberi arahan dan nasehat kepada anak atau peserta didik selama proses belajar daring, seperti menggunakan handphone untuk mengakses berbagai sumber pembelajaran dari tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga akan membuat anak menghindari penggunaan gadget pada hal-hal kurang bermanfaat atau negatif.
Dengan beberapa solusi diatas, diharapkan dapat menjadi jalan untuk kemudahan murid-murid dan peserta didik dalam proses transfer ilmu ke diri mereka, walaupun pada dasarnya pemerintah juga harus ikut andil seperti memberi subsidi berupa kuota internet dalam membantu proses pembelajaran daring saat ini. Kemudian, juga dibutuhkan Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.
Selain itu, menulis adalah hal yang tetap harus dilakukan selama proses pembelajaran daring, dan ini merupakan salah satu tindakan ilmiah yang Rasul ajarkan kepada kita, bentuk dari pengamalan ilmu yang kita dapatkan, kita simpan, kita ingat selalu dan mampu memberi efek baik kepada pendidikan. Bukan hanya pemberian materi singkat dengan tugas yang banyak bukanlah satu solusi yang harus di terapkan di pendidikan Indonesia. Tetapi pemilihan metode pembelajaran yang di selaraskan dengan siswa dan guru sebagai contoh adalah solusi pendidikan yang harus dijalankan khususnya di masa pandemi.
Semoga pandemi Covid-19 yang melanda dunia ini cepat berlalu, dan kita tetap semangat dalam belajar secara daring (dalam jaringan) dan tidak menjadi beban psikis. Sehingga ketika proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung maka proses transfer ilmu dapat berjalan efektif. Aamiin Yaa Rabbal’alamin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H