Penulis : KKN DR Kelompok 158 UINSU
Abstrak
Qurban dalam istilah ilmu fiqh (syariat) mempunyai makna, Suatu perbuatan yang merupakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam  bentuk pengurbanan (penyembelihan) bewan yang dilaksanakan setahun sekali pada hari ledul Adha atau yaumun Nahr dan juga hari tasyrik, ibadah permotongan qurban ini bisa disebut "Udhiyah" dan istilah ini yang berlaku di Arab. Qurban diperintahkan oleh Allah dalam rangka untuk takarub kepada-Nya.Â
Allah berfirman dalam al-Qur'an surat al-Kausar sebagai berikut : "sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah... ( Q.S. al-Kausar: 1-2 ). Oleh karena itu , umat Islam bersepakat bahwa berqurban itu disyariatkan,sebagaimana keterangan beberapa ulama.
PENDAHULUAN :Â
ibadah haji merupakan ibadah yang mempunyai esensi evolusi manusia menuju Allah SWT, Ajaran Islam senantiasa mengajarkan dan mengutamakan prinsip kesatuan dan kebersamaan, hal  ini memang terlihat dalam ibadah haji. Dalam hal ini memang umat Islam harus membina dan menyusun masyarakatnya sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.Â
Shalat Iedul Adha merupakan ibadah sunnah muakadah bagi setiap muslim, yang dilaksanakan pada tanggal IO Dzulhijah, ibadah qurban dilakukan penyembelibannya sesudah shalat led, ditambah tiga hari berikutnya yaitu tgl sebelas, dua belas dan tiga belas Dzulhijah, dan daging qurban ini dibagikan kepada yang berhak menerimanya. lbadah qurban ini harus didasari dengan taqwa supaya diterima oleh Allah Swt. (K. H. Shalahuddin Sanusia, 1987 :432)
Dalam kisah nabi Ibrahim AS dan Seorang Putranya yang bernama Ismail AS, yang senantiasa menggambarkan keluarga yang bahagia dan harmonis. Hubungan antara orang tua dengan anaknya yang terjadi dalam komunikasi yang terjalin dengan baik serta cara nabi Ibrahim mendidik Ismail dengan ajaran islam , sehingga keduanya saling menyayangi satu sama lain dan sama-sama memiliki akhlak yang mulia.Â
Keduanya memiliki rasa cinta dan ketaatan yang tinggi terhadap Allah Swt. Sehingga keduanya pantas dijadikan teladan sepanjang zaman. Ketika saat itu, kecintaan Nabi Ibrahim AS terhadap anaknya sedang di uji oleh Allah swt , yang mana nabi Ibrahim mendapatkan mimpi diperintahkan untuk menyembelih anaknya, dan nabi Ibrahim AS meyakini mimpi itu dari perintah Allah
Namun nabi Ibrahim tetap mendiskusikan kepada Ismail untuk mendapatkan pendapat dari anaknya tersebut, dengan kebesaran hati ismail dan ketaatannya kepada allah swt bersedia untuk disembelih oleh ayahnya. Merupakan bentuk kepatuhan seorang anak kepada orangtuanya dan juga keberhasilan orang tua dalam mendidik anak.
Syariat Islam yang mulia mengajarkan kita bahwa semua bentuk ibadah hendaknya dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah swt, tak terkecuali ibadah qurban. Karena hanya dengan niat yang ikhlaslah, akan terjamin kemurnian ibadah yang akan membawa pelaksanaannya dekat kepada Allah swt.