KAB. MALANG – Dari Pemerintah daerah maupun pusat telah mengeluarkan kebijakan physical distancing dalam upaya memutus rantai covid19 ini. akan tetapi hal tersebut sangat berdampak bagi seniman – seniman deareh dengan minimnya undangan pertunjukan. Hal ini juga dirasakan oleh seniman barongan dari Kecamatan Donomulyo.
Berdasarkan survey dari tim KKN UM yang didampingi Drs. Bambang Djatmiko, S.T., M.T. selaku DPL, seniman Barongan (Mas Okta) ini mengungkapkan bahwa kesenian ini juga merasakan betapa berdampaknya pandemi pada event tampil kesenian barongan yang terjadi. Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.
Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Donomulyo, seperti sifat : spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.
Desa Tempursari, Kecamatan Donomulyo. Kesenian Barongan ini salah satu kesenian yang masih lestari di Jawa Timur. Menurut pengelola kesenian (Mas Okta) Kesenian ini berawal dari hobi, yang menjadi pundi – pundi penghasilan ekonomi dalam kehidupan sehari – hari. Alih – alih menjadikan sebuah hobi kini menjadikan sebuah industri barongan, yaitu pembuatan alat barongan yang menerima pesanan mulai dalam kota hingga luar kota.
Bersama tim KKN dari Universitas Negeri Malang mencoba untuk mengangkat potensi kesenian diWalaupun kini kurang pertunjukan kesenian karena pandemi, tetapi siapa sangka industri kesenian dalam barongan ini semakin hidup di tengah pandemi. “ Harga Barongan mulai yang kecil sampai besar, sampai model timbul berbeda. Kisaran antara 1.5jt sampai 3.5jt per Barongan.” Penjelasan mas Okta sebagai pengelola kesenian Barongan. Sistem marketing yang digunakan melalui media sosial seperti Facebook dan Whatsapp. Kemudian untuk pemesanan online pembayaran via transfer bank. Dari berbagai macam daerah yang membeli barongan tersebut seperti Kediri, Bloitar, Jogja, Palembang, dll. Hal ini menandakan bahwa industri kesenian Barongan telah dikenal di Nusantara. “Kami dari KKN UM bersama dengan Dosen DPL membantu mengembangkan kesenian barongan dan industri baringan dengan cara membuatkan event virtual karena ditengah kondisi pandemi dengan harapan menunjukkan kepada khalayak bahwa kesenian barongan masih tetap lestari walaupun kurangnya undangan event kesenian dan membuatkan sebuah modul untuk dimasukkan kedalam potensi desa Tempursari dengan harapan untuk mendapatkan sebuah sponsor apabila ada pihak terkait yang ingin mengembangkan lebih lanjut” ujar Ahmad Akbar Mualana selaku tim KKN dari UM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H