Petani dan asa
Kami penyongsong pangan Indonesia.
Berjuta harap, berjuta asa pada setiap detik-detik masa.
Kami bersiap pada pagi, berpeluh kala siang, dan pulang kala petang.
Kami melebur dengan Fajar, terbakar dengan terik, dan bersyukur pada senja.
Hidup kami bergantung pada Tani dan digantung pada letih.
Mengabdi guna memberi sesuap kehidupan pada setiap generasi.
Menangis guna memberi secercah semangat pada diri sendiri.
Mengingat akan Juang yang terbuang tanpa Kenang.
Kami penyongsong pangan Indonesia berjuta harap berjuta asa
Meminta pada dikau Dikau yang sedang berdiam di sana
Di ruang sejuk tanpa terik tanpa bakaran Surya
Bisakah kau rangkul kami dengan tulus tanpa balas budi
Bisakah kau dukung kami dengan uluran tangan bukan janji
Bisakah kau jamin kami Sejahtera dengan membayar setimpal atas peluh- peluh kami demi sebulir padi
Kami cukup lelah cukup gundah cukup susah cukup menyerah
Pada keadaan yang seakan tidak adil dan tidak ikut andil dalam menyusun senyum kami
Kami cukup meminta cukup meronta cukup mengemis cinta yang sebenarnya sia-sia
Kami cukup begini saja demi generasi dari masa ke masa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H