KKN Kolaboratif Jember  melakukan Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting yang dilaksanakan pada hari Selasa, (25/8/2023) bertempat di Balai Desa Sukokerto, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember. Pemateri dalam kegiatan tersebut adalah saudara Nisa selaku perwakilan dari KKN Kolaboratif yang bertugas di Desa Sukokerto.
Kelompok mahasiswaKegiatan sosialisasi tersebut diikuti 30 audience yang terdiri dari ibu hamil, ibu yang memiliki balita, dan desa Sukokerto. pemateri mengatakan, "Pencegahan stunting sangat penting untuk dilakukan bahkan dimulai sejak bayi dalam kandungan dan dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dengan gizi yang berkualitas juga memberikan akses air bersih" ujarnya.
Penyuluhan terkait pencegahan stunting tersebut merupakan salah satu upaya  dalam pemberian edukasi kepada ibu hamil dan ibu dengan balita untuk mencegah terjadinya peningkatan kejadian stunting. Ibu-ibu diberikan edukasi mengenai stunting, penyebab, dan cara pencegahannya. Selain itu, dilakukan pemberian Bantuan Makanan Tambahan (BMT) berupa susu, kacang hijau, telur, dan makanan pokok lainnya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14% di tahun 2024, sehingga penanggulangan dan pencegahan stunting masih menjadi prioritas masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Program penanggulangan dan pencegahan stunting ini juga harus ditindaklanjuti oleh berbagai stakeholder agar dapat berjalan dengan baik.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak umur kurang dari 5 tahun yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang berlangsung lama, yang ditandai dengan tinggi badan anak berada dibawah standar.
Di Kecamatan Sukowono, khususnya di Desa Sukokerto, penanggulangan Stunting menjadi salah satu hal yang difokuskan, khususnya bagi ibu dan balita. Sebagian besar masyarakat masih  belum paham dengan benar mengenai Stunting, dan beranggapan bahwa stunting atau kerdil sebutan yang biasa digunakan di masyarakat adalah faktor keturunan. Adanya kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait stunting yang diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk ikut serta memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pada buah hati mereka sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat menjadi optimal. Selain itu, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada audience tentang pentingnya memberikan asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Kegiatan  sosialisasi ini sangat penting agar dapat mencegah adanya permasalahan stunting di Desa Sukokerto.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H