Selopuro, Blitar – Saat ini, penggunaan plastik dalam berbagai macam produk menjadi suatu permasalahan besar yang belum dapat diselesaikan di Indonesia, terutama sampah plastik rumah tangga seperti pembungkus makanan, botol minuman, dan alat-alat rumah tangga lainnya. Penggunaan plastik itu tentunya tidak dapat terlepas dari adanya limbah yang akan ditimbulkannya. Plastik yang merupakan bahan non-organik, jika tidak diolah dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan karena bahan tersebut merupakan bahan yang sulit terdegradasi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang 2021 berinisiatif untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat Desa Selopuro dengan memberikan pelatihan pembuatan media tanam vertikultur dalam upaya untuk mengurangi menumpuknya limbah plastik rumah tangga, khususnya limbah botol minuman.
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur merukapan sistem bercocok tanam atau budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan.
Kegiatan pelatihan ini didampingi oleh Tri Agung Dadang Heriyanto, selaku pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) “Alam Lestari” di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Blitar pada hari Sabtu (10/07/2021). Kegiatan tersebut diawali dengan pelatihan kepada mahasiswa KKN UM 2021 oleh pengelola P4S Alam Lestari, dengan penjelasan mengenai tanaman vertikultur dan cara pembuatannya, selanjutnya dilakukan proses pelatihan oleh mahasiswa KKN UM kepada para kader PKK. Oleh karena terkendala kondisi Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan di Indonesia khususnya di Jawa-Bali, kegiatan pelatihan dilakukan secara virtual yaitu melalui video dokumentasi yang akan dibagikan kepada kader PKK Desa Selopuro. Sehingga, kegiatan pelatihan tersebut hanya melibatkan mahasiswa KKN UM 2021 dan narasumber dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sebelum melakukan pelatihan, Dadang mengajak mahasiswa untuk berkeliling di lahan budidaya milik Alam Lestari. Selanjutnya Dadang menjelaskan tentang teori-teori vertikultur dan cara membuat media tanam dengan memanfaatkan limbah botol minuman.
“Tidak hanya sebagai bentuk sikap peduli kita kepada lingkungan, pemanfaatan limbah seperti ini juga dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat dan bahkan bisa menguntungkan.” ujar Dadang (10/07/2021).
Pelatihan tersebut kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan media tanam yang dilakukan secara langsung oleh mahasiswa KKN UM. Lalu, Dadang melanjutkan dengan penjelasan tentang pembuatan nutrisi tanaman organik dan non-organik hingga proses penanaman bibit tanaman. Dadang menjelaskan bahwa kebanyakan yang ditanam adalah tanaman sayuran yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh rumah tangga.
“Dengan kita menanam sayur sendiri setidaknya kita bisa mandiri pangan sehingga dapat membantu negara dalam mencegah krisis pangan dan mengurangi jumlah impor bahan pangan.” tambah Dadang (10/07/2021).
Pembuatan vertikultur tersebut, sebelumnya perlu menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu diantaranya adalah botol air mineral 1500 ml, kain flannel, kawat, solder, tanah, pupuk kandang, sekam, dan air. Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Potong botol menjadi 2 bagian. Bagian atas ± 10 cm dari ujung tutup botol.
Pada wadah bagian atas, beri 3 lubang kecil secara vertikal pada 4 sisi dan 2 lubang memanjang horizontal (2 cm) pada bagian bawah dari 3 lubang tersebut. Sedangkan untuk wadah bagian bawah beri 2 lubang kecil di atas dan beri jarak ± 4 cm.
Potong kain flannel dengan ukuran 2 × 15 cm sebagai sumbu kapilaritas air dari wadah bagian bawah.
Letakkan 2 potong kain flannel pada lubang horizontal yang telah dibuat di wadah bagian atas.
Siapkan tanah, pupuk kandang, dan sekam untuk media tanam dengan perbandingan 3 : 2 : 1, lalu campurkan hingga rata.
Masukkan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam tersebut ke dalam wadah bagian atas hingga hampir penuh (jangan terlalu penuh).
Siram dengan sedikit air, beri lubang kecil pada tanah dan masukkan benih sayuran, tutup lagi lubang tersebut dan siram lagi dengan sedikit air diatasnya.
Isi air pada wadah bagian bawah hingga mencapai 3 cm dari permukaan wadah.
Letakkan wadah bagian atas diatas wadah bagian bawah yang telah berisi air. Media tanam siap digunakan dan tunggu hingga sayuran tumbuh.
(Amaliya_PDD KKN UM Desa Selopuro 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H