Selopuro, Blitar - Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan selama 45 hari di Desa Selopuro, Kabupaten Blitar oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang ini telah memberikan berbagai macam manfaat melalui beberapa program kerja yang dilaksanakannya, salah satunya adalah memberikan edukasi kepada para peternak Desa Selopuro untuk meningkatkan kualitas ternaknya melalui progam Pelatihan Fermentasi Pakan. Didampingi oleh narasumber yang telah ahli di bidang fermentasi pakan, para mahasiswa diajak terjun secara langsung untuk mengetahui sekaligus membantu proses dan pengolahan pakan fermentasi.
Kegiatan pelatihan tersebut digelar di Desa Tepas, Kabupaten Blitar, yaitu pada kediaman narasumber, Senin (12/07/2021). Oleh karena terkendala kondisi Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan di Indonesia khususnya di Jawa-Bali, kegiatan pelatihan dilakukan secara virtual yaitu melalui video dokumentasi yang akan dibagikan kepada para peternak Desa Selopuro. Sehingga, kegiatan pelatihan tersebut hanya melibatkan mahasiswa KKN UM 2021 dan narasumber dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sebagai informasi, fermentasi merupakan salah satu teknologi atau pengawetan pakan terutama limbah hijauan dari pertanian agar bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana sehingga daya cerna ternak menjadi lebih efesien dan kualitas pakan akan menjadi meningkat dengan nilai nutrien yang lebih baik daripada bahan asalnya. Hasil dari proses fermentasi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai pakan ternak.
Pelatihan tersebut diawali dengan pemaparan materi dan langkah-langkah proses fermentasi yang dilakukan oleh Muslimin selaku narasumber. Ia juga memaparkan bahwa tidak hanya fermentasi pakan saja yang telah ia lakukan, tetapi juga pengolahan limbah pertanian seperti pelepah daun pisang kering.
"Sebagai penduduk desa sebenarnya banyak yang bisa dimanfaatkan, seperti limbah daun pisang kering yang biasanya hanya dibuang pun juga bisa dimanfaatkan jika mau mengolahnya," tuturnya, Senin (12/07/2021).
Di sela pemaparannya, muslimin juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya, kemudian diarahkan untuk menuju tempat pemrosesan pakan fermentasi dan langsung melakukan praktik pembuatan pakan fermentasi. Untuk melakukan fermentasi tersebut, yang dibutuhkan diantaranya adalah pakan yang mengandung serat seperti rumput gajah, bekatul, pollard, air, molase (tetes), probiotik EM4, dan mesin chopper. Adapun langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Cacah rumput gajah sebanyak menggunakan mesin chopper hingga menghasilkan cacahan kasar kemudian hamparkan pada permukaan yang luas.
- Berikan taburan bekatul diatasnya.
- Siram menggunakan molase dan probiotik EM4 yang sebelumnya telah dilarutkan dengan air.
- Taburi lagi dengan pollard diatasnya kemudian campurkan semua bahan hingga tercampur rata.
- Masukkan kedalam wadah (plastik) dan ikat dengan rapat. Pakan siap difermentasi.
Agar menghasilkan hasil yang maksimal, fermentasi dapat dilakukan selama mungkin atau minimal selama 4 minggu pada wadah yang tertutup dan benar-benar rapat. Jika terdapat kebocoran pada wadah, maka proses fermentasi tidak akan berhasil dan berdampak pada pakan yang menjadi tidak bagus.
"Menyimpannya bisa minimal 3-4 minggu. Tapi semakin lama menyimpannya, maka hasilnya akan semakin bagus dan bisa bertahan hingga paling lama 3 tahun," ujar Muslimin, Senin (12/07/2021).
Rencananya, video proses pembuatan pakan fermentasi tersebut akan dibagikan kepada peternak Desa Selopuro, dan output dari fermentasi tersebut akan diserahkan kepada para peternak setelah dilakukan fermentasi selama 3 minggu.
(Amaliya_PDD KKN Desa Selopuro 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H