Mahasiswa KKN kelompok 111 IAIN Kediri turut membantu mensukseskan kegiatan Gerakan Sodaqoh Rosok (GSR) atau barang bekas, yang diselenggarakan oleh LAZISNU Ranting Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada hari Minggu ( 06/08/2023 ).Â
Dalam upaya membangkitkan kesadaran masyarakat agar berbagi kepada sesama, pengurus ranting LAZISNU Rating Ngancar menyelenggarakan kegiatan GSR ( Gerakan Sodaqoh Rosok ). Gerakan Sodaqoh Rosok (GSR NU ) adalah suatu gerakan bagian dari kegiatan LAZISNU dalam penggalian dana dari masyarakat dengan cara pemanfaatan sampah kering ( anorganik ) GSR menjadi salah satu bentuk kepedulian warga NU dalam menjaga dan peduli lingkungan terutama permasalahan sampah yang selama ini kurang dimanfaatkan agar mempunyai nilai tambah ( vallue added ).Â
Koordinator GSR LAZISNU Ranting Ngancar, menyampaikan bahwa bagaimana cara menggali dana dari mayarakat tanpa membebani masyarakat selain lewat koinisasi maka munculah ide GSR ini dan sudah berjalan hampir 2 tahun yang diselenggarakan setiap 1 bulan sekali dimulai pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB. Tetapi kegiatan GSR ini tidak berjalan dengan mulus, belum adanya dukungan dari pemdes dalam membantu sosialisasikan kegiatan GSR dan rasa pesimis dari sebagian masyarakat. Tetapi hal tersebut bukan menjadi masalah, dengan tekat hati dan keberanian mengambil kebijakan serta membuktikan kepada masyarakat untuk bergerak dalam mengaplikasikan kegiatan GSR, lama - kelamaan kegiatan GSR bisa diterima dan berjalan di masyarakat, ungkap pak Muhyidin.
Hasil dari kegiatan GSR masyarakat gunakan untuk kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, diantaranya
1. Ekonomi
Dengan adanya GSR kita bisa memanfaatkan sesuatu yang tidak ada nilai ekonomi menjadi punya nilai ekonomi yang cukup tinggi, contohnya dengan adanya GSR rata rata tiap desa bisa mendapatkan nilai ekonomi 4 juta sampai 5 juta jika dikalikan 10 desa yang ada di kecamatan Ngancar bisa mencapai 40 sampai 50 jutaan. Dari sini sudah bisa terlihat berapa tambahan dana yang berputar di masyarakat yang berdampak pada pendapatan masyarakat.Â
2. Sosial
Dengan adanya kegiatan GSR kita bersama- sama memberikan sodaqoh rosok ke LAZISNU, dengan begitu kita ikut gotong royong dalam membantu saudara kita yg tidak mampu atau mengalami musibah lewat santunan kematian, bedah rumah, santunan guru ngaji, antar jemput warga yang sakit atau ke rumah sakit dengan gratis. Pendampingan warga yg tidak mampu untuk mendapat layanan kesehatan gratis dengan memakai mobil siaga NU. GSR harus bisa menjawab tatanan yang ada di masyarakat untuk lebih berkualitas sehingga muncul semangat saling memiliki, saling menghargai dan saling mengerti sehingga dengan sendirinya menjadi masyarakat yang sulit untuk di pecah belah dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Budaya
Gsr bisa menjadi bagian menciptakan proses dalam membentuk jiwa, karena tujuan utama dari GSR untuk membentuk budaya peduli rosok atau sampah. Dengan terciptanya budaya bersih dengan sendirinya menciptakan generasi - generasi yang peduli lingkungan merupakan inti dari kegiatan GSR untuk menciptakan budaya bersih di masyarakat.Â
4. Kesehatan
Untuk menjadi pribadi yang sehat perlu lingkungan yang sehat, dengan adanya kegiatan GSR kita akan membentuk lingkungan yang sehat. GSR menjadi sarana hubungan yang saling menguntungkan antara lingkungan dengan masyarakat untuk menjadi sehat. Dalam waktu satu tahun belakang ini tidak ada warga desa Ngancar yang terserang demam berdarah. Hal tersebut bisa membantu program pemerintah dalam mengurangi deman berdarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H