Mohon tunggu...
KKN Desa Ngancar IAIN Kediri
KKN Desa Ngancar IAIN Kediri Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN KEDIRI

KELOMPOK KKN 11 IAIN KEDIRI DESA NGANCAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN 111 IAIN Kediri Turut Serta Membantu Mensukseskan Kegiatan GSR di Desa Ngancar

20 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:09 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama dengan anggota pengelola LAZISNU

Mahasiswa KKN kelompok 111 IAIN Kediri turut membantu mensukseskan kegiatan Gerakan Sodaqoh Rosok (GSR) atau barang bekas, yang diselenggarakan oleh LAZISNU Ranting Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada hari Minggu ( 06/08/2023 ). 

Dalam upaya membangkitkan kesadaran masyarakat agar berbagi kepada sesama, pengurus ranting LAZISNU Rating Ngancar menyelenggarakan kegiatan GSR ( Gerakan Sodaqoh Rosok ). Gerakan Sodaqoh Rosok (GSR NU ) adalah suatu gerakan bagian dari kegiatan LAZISNU dalam penggalian dana dari masyarakat dengan cara pemanfaatan sampah kering ( anorganik ) GSR menjadi salah satu bentuk kepedulian warga NU dalam menjaga dan peduli lingkungan terutama permasalahan sampah yang selama ini kurang dimanfaatkan agar mempunyai nilai tambah ( vallue added ). 

Koordinator GSR LAZISNU Ranting Ngancar, menyampaikan bahwa bagaimana cara menggali dana dari mayarakat tanpa membebani masyarakat selain lewat koinisasi maka munculah ide GSR ini dan sudah berjalan hampir 2 tahun yang diselenggarakan setiap 1 bulan sekali dimulai pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB. Tetapi kegiatan GSR ini tidak berjalan dengan mulus, belum adanya dukungan dari pemdes dalam membantu sosialisasikan kegiatan GSR dan rasa pesimis dari sebagian masyarakat. Tetapi hal tersebut bukan menjadi masalah, dengan tekat hati dan keberanian mengambil kebijakan serta membuktikan kepada masyarakat untuk bergerak dalam mengaplikasikan kegiatan GSR, lama - kelamaan kegiatan GSR bisa diterima dan berjalan di masyarakat, ungkap pak Muhyidin.

Hasil dari kegiatan GSR masyarakat gunakan untuk kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, diantaranya

1. Ekonomi

Dengan adanya GSR kita bisa memanfaatkan sesuatu yang tidak ada nilai ekonomi menjadi punya nilai ekonomi yang cukup tinggi, contohnya dengan adanya GSR rata rata tiap desa bisa mendapatkan nilai ekonomi 4 juta sampai 5 juta jika dikalikan 10 desa yang ada di kecamatan Ngancar bisa mencapai 40 sampai 50 jutaan. Dari sini sudah bisa terlihat berapa tambahan dana yang berputar di masyarakat yang berdampak pada pendapatan masyarakat. 

2. Sosial

Dengan adanya kegiatan GSR kita bersama- sama memberikan sodaqoh rosok ke LAZISNU, dengan begitu kita ikut gotong royong dalam membantu saudara kita yg tidak mampu atau mengalami musibah lewat santunan kematian, bedah rumah, santunan guru ngaji, antar jemput warga yang sakit atau ke rumah sakit dengan gratis. Pendampingan warga yg tidak mampu untuk mendapat layanan kesehatan gratis dengan memakai mobil siaga NU. GSR harus bisa menjawab tatanan yang ada di masyarakat untuk lebih berkualitas sehingga muncul semangat saling memiliki, saling menghargai dan saling mengerti sehingga dengan sendirinya menjadi masyarakat yang sulit untuk di pecah belah dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pemberian Bantuan Hasil dari Kegiatan GSR untuk Masyarakat yang Membutuhkan
Pemberian Bantuan Hasil dari Kegiatan GSR untuk Masyarakat yang Membutuhkan

3. Budaya

Gsr bisa menjadi bagian menciptakan proses dalam membentuk jiwa, karena tujuan utama dari GSR untuk membentuk budaya peduli rosok atau sampah. Dengan terciptanya budaya bersih dengan sendirinya menciptakan generasi - generasi yang peduli lingkungan merupakan inti dari kegiatan GSR untuk menciptakan budaya bersih di masyarakat. 

4. Kesehatan

Untuk menjadi pribadi yang sehat perlu lingkungan yang sehat, dengan adanya kegiatan GSR kita akan membentuk lingkungan yang sehat. GSR menjadi sarana hubungan yang saling menguntungkan antara lingkungan dengan masyarakat untuk menjadi sehat. Dalam waktu satu tahun belakang ini tidak ada warga desa Ngancar yang terserang demam berdarah. Hal tersebut bisa membantu program pemerintah dalam mengurangi deman berdarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun