Mohon tunggu...
Baiq Qolbuna Salima
Baiq Qolbuna Salima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi aktif Universitas Mataram yang terus belajar. Berkomitmen untuk berbagi cerita, perspektif, pengetahuan, dan pengalaman dalam perjalanan menuntut ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kolaborasi KKN PMD Unram dan DLH Lombok Barat dalam Sosialisasi Program Zero Waste di Desa Kuranji

8 Januari 2025   14:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   12:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Kuranji, Lombok Barat --  Permasalahan sampah yang semakin meresahkan mendorong kami sebagai mahasiswa KKN PMD Desa Kuranji Universitas Mataram untuk berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat dalam mengadakan sosialisasi bertema "Satu Sampah, Seribu Dampak, Mari Kelola dengan Bijak !" di Balai Desa Kuranji. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai macam kalangan. Kegiatan yang kami laksanakan di Aula Kantor Desa Kuranji tersebut, dihadiri oleh pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat, seluruh jajaran aparatur desa, Sekretaris Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, dan masyarakat umum Desa Kuranji.

Tema yang kami angkat dalam kegiatan ini memiliki pesan bahwa kami ingin mengajak seluruh masyarakat Desa Kuranji untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah yang benar. Serta menyadari, setiap sampah yang dibuang sembarangan dapat membawa dampak yang besar. Tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan kita semua. Harapan kami, melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat Desa Kuranji bisa mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pentingnya memilah sampah sejak dari sumbernya. Kemudian, mengurangi penggunaan barang sekali pakai, serta memanfaatkan sampah untuk diolah kembali.

Sambutan Pemerintah Desa

Kami memulai acara dengan sambutan dari Sekretaris Desa yang  mewakili Kepala Desa Kuranji. Dalam sambutannya, Sekretaris Desa menegaskan bahwa permasalahan sampah sudah menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi bersama. Sampah yang datang dari desa lain sering menumpuk di Kuranji karena letaknya di ujung wilayah. Jika tidak segera dikelola, ini akan menjadi masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan warga. Sekretaris Desa juga mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah dan mengurangi penggunaan kantong plastik.

Pemaparan Materi Oleh Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat

Setelah sambutan, kami melanjutkan acara dengan menghadirkan perwakilan DLH Lombok Barat yaitu Bapak Artiman, SE. untuk memaparkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah di Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan pemaparan oleh DLH Lombok Barat, kami semakin menyadari bahwa setiap orang berkontribusi terhadap penumpukan sampah, dengan rata-rata 0,4 kg sampah dihasilkan oleh setiap individu setiap harinya.  Jika dikelola dengan tepat, sampah ini bisa memiliki nilai ekonomis dan tidak menjadi ancaman bagi lingkungan. DLH memperkenalkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai langkah utama dalam pengelolaan sampah. Kami tertarik mendengar bagaimana sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau dimanfaatkan untuk budidaya maggot, seperti yang telah berhasil dilakukan di Desa Gapuk. Di sisi lain, sampah anorganik dapat diubah menjadi ecobrick dan berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.   DLH juga menjelaskan tentang fasilitas pengelolaan sampah yang sudah tersedia di Lombok Barat. TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Batulayar memiliki kapasitas 20 ton per hari, sementara PDU (Pusat Daur Ulang) Lingsar mampu mengolah 10 ton sampah per hari. Selain itu, ada TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse, Reduce, Recycle)  di Gerung, Kuripan Induk, dan Lingsar yang masing-masing dapat mengelola 1 ton sampah setiap harinya. Kami juga diperkenalkan dengan armada pengangkut sampah DLH, yang terdiri dari dump truck, arm roll, pick-up, roda tiga, dan excavator.

Sesi Tanya Jawab Bersama Peserta

Setelah pemaparan materi, kami menyediakan sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif. Salah satu peserta bertanya tentang bagaimana desa bisa bekerja sama dengan DLH dalam pengelolaan sampah. DLH menjelaskan bahwa desa bisa mengajukan program "Rumah Kompos" dengan syarat memiliki lahan 4-8 are dan membentuk Kelompok Sadar Masyarakat (KSM). Namun, dalam diskusi tersebut, beberapa peserta menyampaikan kekhawatiran terkait kondisi jalan desa yang rusak, yang dapat menghambat pengangkutan sampah. DLH menjelaskan bahwa proses pengadaan armada membutuhkan waktu dan birokrasi yang cukup panjang. Meski begitu, mereka berkomitmen memberikan rekomendasi tempat pembuangan akhir (TPA) jika desa memiliki armada pengangkut sendiri. DLH juga menawarkan bantuan armada saat kegiatan gotong royong, selama desa mengajukan surat permohonan terlebih dahulu. 

Kami merasa kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Desa Kuranji. Masyarakat berharap sosialisasi seperti ini bisa diadakan secara rutin agar kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah semakin meningkat. Kami sebagai mahasiswa KKN PMD Unram merasa bangga bisa berperan dalam mempertemukan masyarakat dengan DLH Lombok Barat. Melalui kerja sama ini, kami percaya bahwa Desa Kuranji dapat menjadi desa yang lebih bersih, sehat, dan nyaman untuk ditinggali. Sosialisasi ini bukan hanya sekadar penyuluhan, tetapi menjadi awal dari perubahan besar yang melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun