Universitas Brawijaya Kediri (PSDKU UB Kediri) melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di 5 Kecamatan Kabupaten Kediri pada Bulan Juli 2024. Salah satunya di Kecamatan Ngancar, Desa Kunjang. Mahasiswa UB kelompok E-23 KKN PSDKU UB Kediri terdiri dari 14 orang dan 1 DPL yang turut serta dalam pengembangan skill dan pengetahuan peternak sapi potong di Desa Kunjang, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri bersama dengan Dinas Peternakan Kediri, Rabu (17/07/2024).Â
Mahasiswa Program Studi Diluar Kampus UtamaMahasiswa KKN UB E-23 menemukan permasalahan pada peternakan sapi potong di Desa Kunjang. Salah satunya sering terjadinya kawing berulang (Repeat Breeding), hal ini dikarenakan adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Dari permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN UB E-23 berdiskusi untuk mencari solusi yang tepat.Â
Sehingga, Mahasiswa KKN UB E-23 membentuk program kerja Sosialisasi PMK dan IB di Desa Kunjang bersama dengan Dinas Peternakan. Dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh 9 peternak sapi dari Desa Kunjang, Bapak Bagas selaku perwakilan perangkat Desa Kunjang, dan Ibu Nanik selaku petugas dari Dinas Peternakan Kediri berperan sebagai pemateri. Bu Nanik menjelaskan, bahwa pemberian vitamin B kompleks dan obat cacing perlu dilakukan secara berkala. Hal ini menyangkut pada kesehatan dan Body Condition Score (BCS) ternak. Pemberian vitamin B compleks dan obat cacing harus sesuai dosis yang telah ditentukan.Â
"Untuk pemberian vitamin B compleks itu dapat diberikan ke sapi potong segala usia dan kondisi. Kalau untuk pemberian obat cacing itu hanya diberikan pada sapi yang tidak bunting." jelas Bu Nanik. Selain itu, kesehatan dan BCS ternak sangat berpengaruh pada keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik. "Dalam proses IB terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya deteksi birahi." Ujar Bu Nanik. Beliau juga menjelaskan, bahwasanya dalam deteksi birahi terdapat beberapa ciri-ciri khusus, diantaranya gelisah, vulva membengkak, warnanya merah, dan mengeluarkan cairan bening (mukosa). Bu Nanik juga menambahkan, bahwasanya sapi birahi yang sudah terdeteksi tidak langsung untuk di IB. Melainkan harus menunggu 8-18 jam, setelah itu baru bisa di IB.Â
Hal ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya jalannya mukosa yang berlawanan arah dengan semen yang ditembakkan dapat menghambat keberhasilan IB. Selain itu, sel telur yang dimiliki sapi betina baru terovulasikan atau keluar dari ovarium sehingga belum siap untuk dibuahi. Akan tetapi, biasanya peternak lebih condong ke inseminator ilegal. Karena, inseminator ilegal langsung datang apabila peternak telah melaporkan deteksi birahi.Â
Selain faktor-faktor diatas, Untuk mendukung kesehatan sapi, sapi perlu berjemur dibawah jam 09.00 WIB. Diatas jam tersebut, sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan dehidrasi berlebih pada sapi. Setelah pemaparan materi dari Bu Nanik selesai, dilanjutkan dengan tanya jawab dari Peternak Desa Kunjang dan Mahasiswa KKN UB E-23 kepada Bu Nanik.Â
"Bu, saya punya lahan yang terbatas, sedangkan panjenengan tadi bilang harus terkena sinar matahari. Itu cara mengatasinya bagaimana Bu?" Tanya Jasuli Yusuf. "Kandang panjenengan itu bagian atapnya dikasih fiber bagian timur dan baratnya saja pak. Diperkirakan sinar matahari pada jam 6-8 pagi bisa masuk kandang." Jawab Bu Nanik. "Bu, sapi saya kemarin yang sudah divaksin alhamdulillah sekarang sehat dan tidaknya ada yang mati. Kira-kira vaksinnya masih gratis atau tidak bu?" Tanya Legimin. "Oh iya Pak, untuk vaksin itu memang diberikan pada sapi yang sehat. Kalau sapinya sakit, jangan divaksin dulu. Vaksin PMK masih gratis ini pak. Nanti kalau panjenengan sapinya mau divaksin bisa dilaporkan ke Balai Desa dulu pak. Nanti dari Balai Desa yang akan konfirmasi ke saya." Ujar Bu Nanik.
Bu Nanik juga menambahkan, bahwasanya pemberian vaksin bisa dilakukan 6 bulan sekali. "Bu, sapi saya baru saja melahirkan, apakah pedetnya bisa divaksin?" Tanya Suprianto. "Jadi begini pak, untuk vaksin itu minimal usia 3 bulan. Jadi, tunggu saja sampai usia pedetnya sudah 3 bulan. Setelah itu, panjenengan bisa lapor ke Balai Desa nanti bisa dibantu sama Mas Bagas nggeh." Jawab Bu Nanik. "Nggeh bu, bisa. Nanti bapak-bapak lapor saja ke Balai Desa untuk sapinya yang mau di vaksin. Nanti saya akan sampaikan ke Bu Nanik. Begitu nggeh." Ujar Pak Bagas. Bu Nanik juga menambahkan, bahwasanya virus PMK itu dapat menyerang disaat kondisi ternak lemah. Saat ternak sehat, virus PMK itu bersembunyi di saluran pernafasan ternak. Maka dari itu, diperlukan vaksin untuk pengenalan imun ternak terhadap virus PMK, sehingga imun sapi siap untuk melawan virus yang sebenarnya.Â
Selain itu, untuk mencegah penularan virus PMK diperlukan kandang yang bersih untuk mendukung kesehatan ternak. "Bu, saya pernah menemukan farm yang memiliki 2 kandang. Kandang pertama itu untuk ternak-ternak yang sehat. Sedangkan kandang kedua itu khusus untuk ternak-ternak yang terkena PMK. Pertanyaan saya, bagaimana proses pemindahan ternak yang telah sembuh dari penyakit PMK kemudian dipindahkan ke kandang ternak sehat? Karena saya mendapatkan informasi dari Pak Lurah, bahwasanya pernah ada ternak yang sembuh dari PMK. Kemudian dibeli oleh peternak dan dibawa ke kandang. Beberapa hari kemudian, ternak lain yang di dalam kandang tumbang dan mati. Nah, itu bagaimana bu solusinya?" Tanya Laila Mahasiswa KKN UB E-23. "Untuk permasalahan tersebut, sebelum kedatangan sapi dengan riwayat PMK. Sapi dalam kandang sehat harus divaksin terlebih dahulu. Setelah itu, sapi yang baru sembuh dari PMK boleh dimasukkan ke kandang sehat. Kemudian dilanjutkan dengan sanitasi kandang dan lingkungan yang bersih."Â
"Sapi saya di permukaan kulitnya ada benjolan-benjolan, itu cara mengatasinya bagaimana Bu?" Tanya Dwi Purwanto. "Itu namanya penyakit LSD pak, bentuknya mirip dengan cacar air pada manusia. Itu jalan satu-satunya di suntik. Untuk sekarang, sapi yang telah di suntik alhamdulillah sembuh total. Karena sifat panas dari penyakit LSD ini juga bisa mengganggu keberhasilan IB." Jawab Bu Nanik. "Betul Bu, sapi saya kemarin terkena penyakit LSD. Setelah di suntik alhamdulillah sekarang sudah sembuh total." Tambah Pak Anto. Dari hasil tanya jawab tersebut, tidak sedikit peternak yang mengutarakan permasalahan yang dihadapi.Â
Maka dari itu, dari sosialisasi yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada para peternak di Desa Kunjang, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri mengenai penyakit PMK, LSD, dan permasalahan dalam keberhasilan IB serta upaya pencegahannyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H