Mohon tunggu...
KKN 33KAYUPUTIH
KKN 33KAYUPUTIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok 33 KKN UMD Universitas Jember TA 2023/2024 Periode 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Mandiri Pangan: Lahan Pekarangan sebagai Solusi Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Desa Kayuputih

13 Januari 2024   13:29 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:31 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Kayuputih, yang dipimpin oleh Bapak Suriji, memiliki potensi yang sangat menjanjikan, menjadikannya sebagai salah satu desa dengan lahan pertanian terluas di Kecamatan Panji. Mayoritas penduduk desa menekuni mata pencaharian sebagai petani, memanfaatkan lahan pertanian yang luas untuk menghasilkan komoditas pangan utama seperti padi dan jagung. Selain menjadi lumbung pangan nabati, Desa Kayuputih juga dianugerahi kekayaan sumber pangan hewani melalui keberadaan peternakan yang tersebar di empat dusun, yaitu Krajan, Cempaka, Kenanga, dan Nangka.

Pentingnya keberagaman sumber daya alam ini memberikan fondasi yang kuat untuk ketahanan pangan desa. Tak hanya itu, kekayaan alam Desa Kayuputih juga terlihat dari pekarangan yang luas, menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penghijauan dan peningkatan nilai estetika. Keberagaman potensi ini juga menciptakan harmoni antara manusia dan alam di desa ini. Dengan demikian, Desa Kayuputih tidak hanya menjadi sumber pangan yang subur tetapi juga dapat menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Dengan kesadaran akan potensi yang dimiliki Desa Kayuputih, mahasiswa KKN 33 UMD Unej turut ambil bagian dalam membantu pembangunan desa melalui serangkaian kegiatan yang kami rancang. Upaya kami dimulai dengan melakukan berbagai survei dan menyusun usulan kepada perangkat desa serta masyarakat setempat. Melalui dialog dan diskusi yang kami lakukan, kami berhasil memperoleh wawasan mendalam terhadap kondisi desa, yang akan menjadi landasan untuk mengoptimalkan potensi yang ada guna meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Sejatinya, program desa berupa pengadaan bibit tanaman hortikultura berhasil terdistribusikan pada warga setempat, tetapi karena keterbatasan pemahaman dan keterampilan sehingga belum terlaksana secara optimal. 

Gambar Program Bantuan Bibit yang Kurang Optimal. Sumber: Dokumentasi Kelompok KKN 33 Kayuputih
Gambar Program Bantuan Bibit yang Kurang Optimal. Sumber: Dokumentasi Kelompok KKN 33 Kayuputih

POKDIRA “Kelompok Budidaya Hortikultura” dibentuk sebagai wadah menyalurkan inovasi peningkatan ketahanan pangan dan keterampilan masyarakat terhadap pengelolaan tanaman. Adanya POKDIRA guna mewujudkan penghijauan dan ketahanan pangan bagi masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang luas dengan membudidayakan beragam tanaman hortikultura. Program POKDIRA melibatkan kader posyandu di tiap dusun yang berperan memantau seluruh rangkaian program terkait pengelolaan budidaya hortikultura.  Hal ini akan berkesinambungan dengan pemanfaatan limbah ternak yang dapat diolah sebagai pupuk kandang organik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, dampak positif lainnya meningkatkan nilai estetika desa dengan pembuatan instalasi dari barang bekas yang dihias agar terlihat lebih menarik sehingga kedepannya dapat menuju ke arah desa wisata. Program ini secara resmi kami usulkan dalam Focus Group Discussion (11/1/2024) kepada warga dan perangkat desa yang disambut dengan antusias.

Tahapan yang kami lakukan dalam budidaya hortikultura diawali dengan penyemaian benih tanaman hortikultura yakni sayur-sayuran. Guna memaksimalkan potensi desa yang ada, kami memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk kandang organik. Kami juga memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik dan bambu dengan menerapkan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle. Keberlanjutan program POKDIRA memerlukan keterlibatan suatu kelompok ibu-ibu rumah tangga demi mengelola produk panen tanaman hortikultura agar menciptakan suatu produk jadi sebagai penambah nilai jual tanaman sehingga terbentuk wirausaha desa yang dapat meningkatkan perekonomian. Program tersebut bernama Rumah Hortikultura (RUMTUR) berfokus pada pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dalam meningkatkan keterampilan untuk mengolah produk tanaman hortikultura. 

Hasil akhir kedua program di atas adalah pengemasan dan pemasaran produk hasil RUMTUR. Sebab kedepannya hasil panen budidaya hortikultura akan dipasarkan oleh kelompok PKK melalui peningkatan keterampilan. Keterampilan tersebut seperti pengemasan produk dan pemasaran ke media online guna memperluas jangkauan pasar yang diperoleh dalam program PelatihAn pemaSARan (PASAR).  

Dosen Pembimbing Lapangan: Lukman Wijaya Baratha, S.Sos., M.A.

Anggota Kelompok: 

- Imam Wahyu Beny Nugroho
- Silvia Eka Febriyanti
- Imam Aditya Agung Mulyono
- Devan Andyani N. K.
- Almaidah Ilmi Sufaningtyas
- Reza Rachma Yuniza
- Kevin George Sam Tairas
- Gabitha Jihan Pramesti
- Andrea Wanda Frida
- Restika Pratiwi
- Fahmi Rahmah Febriani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun