Desa Kasiyan merupakan salah satu dari 12 desa  yang terletak diwilayah administrasi kecamatan Puger kabupaten Jember. Desa dengan total penduduk sebanyak 7.827 jiwa ini menjadi lokasi KKN Kolaboratif kelompok 20 tahun 2022 dari UNEJ, UNMUH dan UIJ. Warga dan Mahasiswa KKN-K berkumpul bersama melaksanakan selamatan desa dalam rangka menyambut hari jadi desa dan tahun baru islam 1444 H.
Selamatan Desa atau yang biasa disebut Bersih Desa juga merupakan upacara adat turun temurun. "Bersih desa ini ya tujuannya untuk membersihkan desa, mendoakan desa, dan membuang roh-roh jahat yang mengganggu" ujar bapak kepala dusun.Â
Mahasiswa KKN Kolaboratif juga ikut andil dalam pelaksanaan selamatan desa selama 11 hari yang dilaksanakan dari 29 Juni sampai 10 agustus 2022 ini. Mulai dari doa bersama, berbagai perlombaan yang melibatkan hampir seluruh warga desa, hingga acara penutupan berupa kesenian reog dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Wayang Kulit () adalah warisan buda bernilai tinggi, karena merupakan penggabungan dari sastra, seni musik, dan seni rupa. Seni yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur ini berasal dari kata "Ma Hyang" yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa.Â
Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna "bayangan", hal ini karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir (layar putih) hingga kita melihat hanya bayangannya saja.
Pada acara yang diadakan di desa tidak hanya wayang kulit saja tetapi juga reog. Masyarakat desa kasiyan sangat antusias terhadap hiburan reog yang ditampilkan. Terlihat dari banyaknya kerumunan warga saat menonton pertunjukan tersebut. Hiburan reog sangatlah di nanti oleh masyarakat sebagai hiburan pada selamatan desa.
Reog (, Ryog) adalah tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping dan Reog asli dari Indonesia [1] Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut, dan Ponorogodianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.Â
Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Antusiasme masyarakat pada saat menyaksikan reog sangatlah tinggi. Dikarenakan kesenian reog sangat disukai oleh khalayak umum tanpa terkecuali, baik dari orang dewasa sampai anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki.Â
Reog hingga kini masih menjadi salah satu alternatif hiburan warga pedesaan yang tak kalah kualitasnya dengan pertunjukan-pertunjukan mahal di perkotaan. Banyak warga yang terkadang rela mengeluarkan banyak uang untuk mengundang atau dalam bahasa jawanya nanggap reog.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H