Mohon tunggu...
KKN Desa Bendelan
KKN Desa Bendelan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok KKN 252 UNEJ , Desa Bendelan, Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mahasiswa KKN UMD UNEJ 252 dalam Validasi Data Stunting Desa Bendelan Bondowoso untuk Terwujudnya Data Pasti

30 Agustus 2022   18:10 Diperbarui: 30 Agustus 2022   18:38 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting merupakan gangguan yang terjadi pada anak akibat kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai dari ketika janin masih dalam kandungan dan akan nampak saat anak berusia dua tahun. 

Stunting dapat mengakibatkan menurunnya pertumbuhan apabila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar). Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatkan risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik secara motorik maupun mental. 

Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catch up growth yang tidak memadai, dimana mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal (World Health Organization, 2014).

Stunting merupakan salah satu masalah nasional yang menjadi fokus pemerintah Indonesia. Masalah stunting sudah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Bondowoso. Kabupaten Bondowoso merupakan kabupaten dengan tingkat angka stunting tertinggi ketiga di Provinsi Jawa Timur. 

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2021 melalui Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), Kabupaten Bondowoso masih memiliki angka stunting lebih dari 30% dari jumlah balita yang di survey, hal tersebut masih dinilai sangat tinggi meskipun sudah menurun dari tahun sebelumnya. Salah satu desa yang memiliki tingkat stunting tinggi di Kabupaten Bondowoso adalah Desa Bendelan yang berada di Kecamatan Binakal.

Dokpri
Dokpri

Terkait dengan stunting, KKN Tematik UMD Universitas Jember kelompok 252 yang ditempatkan di Desa Bendelan Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso ditugaskan untuk membantu mengatasi permasalahan stunting yang ada. Desa Bendelan ini merupakan salah satu desa yang pernah mengalami lonjakan data stunting di Kecamatan Binakal.

Melonjaknya kasus stunting di Desa Bendelan diduga karena kesalahan data yang di input oleh pihak bidan desa. Kesalahan input data ini terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut ; pertama, bidan desa tidak dapat terlibat langsung dalam kegiatan posyandu sebagaimana dampak dari Covid-19, sehingga pelaksanaan posyandu dialih tugaskan kepada kader-kader desa. Kedua, karena kurangnya pengetahuan kader posyandu mengenai karakteristik stunting akibat dari perombakan kader posyandu yang terjadi pasca pemilihan kepala desa baru. 

Kedua penyebab tersebut saling berkaitan sehingga menghasilkan data yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dampak dari ketidaksesuaian data ini menjadikan Desa Bendelan menjadi desa dengan kasus stunting tertinggi kedua di Jawa Timur.

Dokpri
Dokpri

Beberapa upaya telah dilakukan guna mengatasi permasalahan tersebut diantaranya yaitu pertama, dilakukannya pendataan ulang oleh Puskesmas setempat agar didapatkan data yang lebih valid. 

Selain itu, Puskesmas juga memberikan pelatihan secara rutin kepada kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. 

Kedua, melalui desa digiteg, KKN Tematik UNEJ juga merekomendasikan platform satu data kepada institusi kesehatan relevan. Nantinya, platform ini diharap dapat diakses oleh seluruh pihak yang bersangkutan, terutama perangkat Desa dan Kecamatan, agar menghindari terjadinya disinformasi data terulang kembali. 

Selain itu, untuk mengurangi kasus stunting, dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang merupakan program untuk kesehatan bayi dan balita guna mencegah stunting dan memastikan tumbuh kembang anak yang sesuai dengan umurnya. 

Pemberian makanan tambahan tersebut berupa kudapan yang aman, bermutu, serta mengandung nilai gizi yang memenuhi kebutuhan sasaran. Makanan yang diberikan biasanya berupa sayur dan buah yang umumnya mengandung protein nabati serta merupakan sumber vitamin dan mineral. PMT ini diberikan selama 90 hari.

Pihak puskesmas Kecamatan Binakal menganjurkan seluruh warga terutama kepada pihak ibu yang memiliki anak stunting untuk tetap memberikan ASI Ekslusif secara optimal untuk usia bayi dibawah 6 bulan. Dan ketika bayi menginjak Usia 6 bulan ASI dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI atau Makanan Pendamping ASI yang berkualitas yang mana berasal dari  produk makanan lokal dengan memenuhi syarat bervariasi “4 Bintang” yaitu:

  1. Makanan Pokok ( Bubur, Nasi, Roti, Mie, Tepung, Ketela Pohon, dsb )

  2. Kacang-Kacangan ( tahu, tempe, kacang merah, kacang tolo, sari kedelai, dsb )

  3. Lauk-pauk Hewani ( Sumber Fe diantaranya hati, telur, ikan, ayam, dsb )

  4. Sayur-Sayuran dan buah-buahan berwarna

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilaksanakan selama 90 hari dinilai mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta mengurangi angka stunting di Desa Bendelan secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penurunan kasus stunting sebelum dan sesudah dilaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Kemudian manfaat dari rekomendasi platform satu data adalah memberikan pandangan pentingnya platform satu data dalam membantu para pemangku kepentingan untuk memantau perkembangan data stunting di Desa Bendelan

Dokpri
Dokpri

Tingginya angka stunting di Desa Bendelan, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso terjadi karena adanya ketidak akuratan pada saat pendataan stunting ditengah Pandemi Covid-19. Ketidak akuratan data tersebut dikarenakan bidan desa tidak dapat terlibat langsung dalam kegiatan posyandu sebagaimana dampak dari Covid-19, sehingga pelaksanaan posyandu dialih tugaskan kepada kader-kader desa. 

Selain itu, kurangnya pengetahuan kader posyandu mengenai karakteristik stunting akibat dari perombakan kader posyandu yang terjadi pasca pemilihan kepala desa baru juga menjadi faktor penyebab ketidaksesuaian data. 

Dari permasalahan tersebut, telah dilakukan berbagai upaya untuk mengubah Desa Bendelan menjadi desa bebas stunting. Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya ; validasi data oleh pihak puskesmas, pemberian pelatihan kepada kader posyandu terkait stunting, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) guna memenuhi asupan nutrisi anak, dan melalui desa digiteg, KKN Tematik UNEJ juga merekomendasikan platform satu data kepada institusi kesehatan relevan. 

Segala upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini mungkin tidak mampu mengubah Desa Bendelan menjadi desa bebas stunting secara singkat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk terus bersatu bersinergi meminimalisir stunting. 

Selain itu pemberian edukasi kepada ibu dan calon ibu mengenai stunting dan cara pencegahannya juga menjadi hal yang penting. Hal ini dikarenakan di Desa Bendelan masih banyak terjadi kasus pernikahan dini yang berdampak pada minimnya pengetahuan ibu dan calon ibu terkait stunting.

DPL KKN 252 UNEJ: 

Andrew Setiawan, S.TP., M.Si.

Anggota Kelompok KKN 252 UNEJ:

- Beau Reyhan Sinatria

- Bima Galang Rambu Anarki

- Cica Puteri Edinda Ramadhani

- Dika Andi Pradana

- Dila Rasan Putri

- Dwi Shinta Rahmadani

- Lita Leony Siagian

- Muhammad Fatoni R

- Muhammad Nurudin H

- Rizki Amalia Rahmadani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun