Pada era dimana globalisasi dan modernisasi seringkali menggeser nilai-nilai komunal dan tradisi lokal, masyarakat kampung masih menunjukkan kekuatan kohesi sosial yang luar biasa. Kampung Cihanyir Galunggung RW 11 menjadi salah satu contoh nyata di mana warga masih memiliki komitmen tinggi terhadap musyawarah dan refleksi bersama untuk memecahkan berbagai permasalahan lokal. Salah satu wujud nyata dari tradisi ini adalah pelaksanaan Rembug Warga yang sekaligus menjadi forum untuk melakukan Refleksi Sosial atas kondisi masyarakat setempat.
Rembug warga yang dilaksanakan di RW 11 bukan sekadar pertemuan formal, melainkan merupakan ajang di mana warga bisa menyampaikan aspirasi, keluhan, dan ide-ide mereka dalam suasana yang akrab dan penuh kebersamaan. Tradisi rembug ini menjadi salah satu cara bagi masyarakat Cihanyir Galunggung untuk menjaga keharmonisan dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mewakili kepentingan bersama.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari perangkat desa, pemuda karang taruna, hingga para tokoh agama dan masyarakat yang dihormati. Dalam suasana hangat dan interaktif, warga dengan bebas menyuarakan berbagai permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari, mulai dari isu lingkungan, infrastruktur, hingga program-program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan.
Selain sebagai wadah musyawarah, rembug warga ini juga menjadi momen penting untuk melakukan refleksi sosial. Dalam sesi refleksi ini, masyarakat diajak untuk merenungi berbagai tantangan yang mereka hadapi sebagai komunitas. Beberapa isu penting yang diangkat antara lain adalah masalah kemiskinan, pengangguran, serta akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai.
Refleksi ini menjadi kesempatan bagi warga untuk melihat bagaimana perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah mempengaruhi kehidupan mereka. Tidak jarang, melalui refleksi ini, warga menemukan bahwa beberapa permasalahan yang mereka hadapi sebenarnya dapat diselesaikan dengan meningkatkan solidaritas dan gotong royong antar warga.
Menghadapi tantangan lingkungan seperti banjir dan pengelolaan sampah, warga sepakat untuk menggalakkan program lingkungan berkelanjutan. Dan harapan masyarakat mahasiswa dapat menciptakan inovasi pengelolaan sampah yang lebih efektif nantinya.
Salah satu hal menarik dari pelaksanaan rembug warga di RW 11 ini adalah bagaimana masyarakat berhasil memadukan tradisi musyawarah dengan metode refleksi sosial yang kritis. Dalam pertemuan ini, warga tidak hanya melihat permasalahan secara praktis, tetapi juga memahami akar-akar sosial dari tantangan yang mereka hadapi. Refleksi sosial ini membuka ruang untuk dialog yang lebih mendalam, di mana warga diajak untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat mereka dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan.
Pelaksanaan rembug warga ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keharmonisan dan membangun kesejahteraan bersama. Refleksi sosial yang dilakukan juga menjadi cerminan betapa warga Cihanyir Galunggung RW 11 memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu yang mereka hadapi dan tidak ragu untuk mencari solusi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H