Rabu 24 Juli 2024 telah dilaksanakan Tradisi Mungkal Hawu di Dusun 3 Babakan Desa Cengal. Tradisi tersebut dilaksanakan di salah satu tanah pemakaman keluarga yang dianggap masyarakat sebagai tempat patilasan.
Tradisi tersebut diikuti  oleh masyarakat  RT 10 dan 11. Tradisi tersebut dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan suro/ muharom (Tahun Baru Islam).
Mungkal Hawu merupakan tradisi tahunan dengan syarat memotong daging ayam dan tiap masyarakat membawa tumpeng yang belum dikipasi dan diaduk (diakeul).Tradisi tersebut bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada leluhur yang telah mendirikan dusun Babakan.
Didalam tradisi tersebut terdapat hidangan makanan khusus yang terdiri dari tumpeng besar dan tumpeng kecil, daging ayam pecak,pisang raja pakai air gula merah,pisang kulutuk pakai gula merah,nasi kuning,nasi uduk,nasi goreng,lepet,tantang angin, kopyor kelapa,kopi pahit, gula merah,kopi manis,teh pahit, air putih,bubur lemu,tangkueh gula batu,selutru, siong,Bako tampang,wedang kawah,bubur merah bubur putih yang menjadi simbol dari bendera merah putih,komplang, sambel bakal yang belum diulek (cabe ijo,bawang merah, terasi,garam),pisang raja yang dibakar,rujak asem pakai air gula merah,sambal kecap pakai cabai merah, carabi ( carabi merah dan carabi putih), selasih,kueh 7 warna,pisang raja 1 pasang,telor asin 1,dewegan (air kelapa muda),ikan asin 7 macam,parawanten (beras 1 gelas dan uang 10.000), nasi sura.
Disana terdapat tiga batu, yang terdiri dari 1 batu besar dan 2 batu kecil.Mitosnya batu besar tersebut adalah rajanya dan 2 batu kecil adalah ajudannya.Ibu Resti selaku warga menceritakan tentang batu tersebut "Kalau zaman dahulu ada pahlawan yang bersembunyi di sela-sela batu mitosnya itu tidak akan terlihat oleh siapapun, jadi batu tersebut merupakan tempat persembunyian pahlawan pada zaman dahulu.
Selain itu terdapat hidangan makanan yang akan disimpan di pembatas jalan antara Desa Suganangan dan Dusun Babakan, yaitu 2 kelapa muda dan 2 tumpeng kecil.Tradisi Mungkal Hawu menjadi Tradisi turun temurun  yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Dusun Babakan Desa Cengal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H