JEMBER -- Sabtu (20/08/2022) mahasiswa KKN Kolaboratif Jember mengikuti pelatihan angklung di sanggar kesenian Pak Tono. Dibuka dengan perkenalan kelompok KKN 168 hingga masuk dalam perkenalan sejarah berdirinya sanggar kesenian Pak Tono.
"Sanggar ini berdiri sudah lama, Dik, tapi ya gitu dulu itu sempat vakum soalnya musim pandemi," tutur Pak Tono sebagai pendiri sanggar.
Meskipun demikian, sanggar tersebut masih ada hingga sekarang dengan semakin menunjukkan eksistensinya melalui beberapa karya yang telah dihasilkannya.
"Kelompok sanggar ini sudah mengikuti beberapa lomba, Dik. Alhamdulillah juga masuk ke dalam 10 besar tingkat nasional sudah," jelasnya.
Dengan adanya sanggar tersebut membuat kelompok 168 berkeinginan untuk mengikuti pelatihan pada malam harinya.
"Nanti kalau mau ikut pelatihan, datang aja, tapi habis pengajian nanti, ya!" ungkapnya sembari membenarkan tatanan angklung.
"Oh iya, Dik, kalau saya ini lebih mendalami ke bidang musiknya. Untuk tari masih ada, tapi sudah dialihkan ke anak saya, biar ada penerusnya gitu. Cuman untuk angklung ini yang masih saya pegang, soalnya belum ada penerusnya," imbuh Pak Tono.
Meskipun sudah dilengkapi dengan segala fasilitas yang ada, kesenian angklung untuk saat ini sepi peminatnya. Butuh effort yang tinggi untuk menggaet generasi sekarang agar lebih mencintai kesenian dalam negeri.
"Angklung memang tak semudah yang dibayangkan. Tetapi, jika kita mau berusaha dan mau menggalinya, kita akan bisa," tutup Pak Tono di penghujung latihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H