JEMBER -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa yang diterjunkan langsung ke lingkup masyarakat. KKN periode II TA 2021/2022 tentu berbeda dari KKN sebelumnya. Pada KKN kali ini bertemakan "Pemaksimalan Peran PT dalam Penataan Data Kemiskinan Berbasis TIK di Kabupaten Jember" yang diikuti oleh 13 PT se-Kabupaten Jember atau disebut dengan KKN Kolaboratif.
KKN Kolaboratif hanya bertempat di wilayah Jember yang diikuti sebanyak 248 kelompok dengan mahasiswa per-kelompok sebanyak 9-10 orang yang tersebar di berbagai desa, baik pedalaman, dataran tinggi, dataran rendah dan sebagainya.
Salah satu KKN Kolaboratif diikuti oleh Kelompok 168 yang ditempatkan di desa dingin nan sejuk, Biting. Biting termasuk salah satu desa yang ada di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember yang dikelilingi oleh hamparan hijau yang terbentang luas.
Terdapat beberapa dusun yang ada di Desa Biting, salah satunya Dusun Biting Pinggir yang terletak di perbatasan antara Jelbuk dengan Arjasa.
Senin (26/07/2022) KKN Kolaboratif Kelompok 168 melakukan kunjungan hangat ke salah satu rumah Kepala Dusun (Kasun) Biting Pinggir.
Dalam kunjungan tersebut dibuka dengan tegukan teh manis hingga membuat obrolan demi obrolan terasa hangat dalam malam. Kelompok KKN 168 menyampaikan perihal salah satu Program Kerja (Proker) yakni verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Jadi begini, Pak, kami akan melakukan sosialisasi ke rumah warga mengenai program wajib dari Pemkab Jember. Mohon bantuannya, Pak," tutur Aldi selaku Humas KKN Kelompok 168.
"Boleh, Dik. Nanti Bapak bantu dan insyaallah tidak sampai 300 Kartu Keluarga (KK)," pungkas Effendi.
Tapi, kalau survei nanti usahakan datang malam, ya, karena siang para warga kerja. Jadi, rentan ada di rumah," tambahnya.
Effendi berharap semoga acara sosialisasi maupun survei program DTKS dapat terlaksana dengan semestinya dengan bantuan dari anak KKN Kolaboratif Periode II TA 2021/2022 ini karena adanya ketumpangtindihan data dengan fakta yang ada di lapangan yang sangat kontradiktif.
"Semoga survei nanti dapat terlaksana dengan lancar. Mengingat, apa yang ada di data itu belum dapat dikatakan sebagai data yang valid. Faktanya ada beberapa rumah yang nyatanya layak huni tetapi penghasilan masih di bawah standar. Namun, adik-adik KKN ini tak perlu khawatir karena nanti juga akan dibantu oleh para pemuda di sini," harap Effendi sekaligus menjadi penutup diskusi yang sudah mulai larut.
Kunjungi :Â
Universitas Mochammad Sroedji Jember
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H