Mohon tunggu...
KKN Bedana 112
KKN Bedana 112 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun resmi KKN Desa Bedana 2024 Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meriahnya Festival Dewi Amba Desa Bedana Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara bersama Mahasiswa KKN UMP

18 September 2024   16:20 Diperbarui: 18 September 2024   16:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UMP Kelompok 112 (Dokpri)

Banjarnegara - Dalam menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI Ke 79, Desa Bedana, Kalibening, Banjarnegara gelar Festival Dewi Amba pada hari Minggu (18/8/2024). Festival Dewi Amba menjadi acara rutin tahunan di Desa Bedana. Festival ini diadakan untuk memperingati hari jadi Desa Bedana dan sebagai rasa syukur terhadap melimpahnya hasil panen. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Festival Dewi Amba kali ini hanya dilaksanakan secara sederhana yang berlangsung selama satu hari.

Sambutan Kepala Desa Bedana (Dokpri)
Sambutan Kepala Desa Bedana (Dokpri)

Kepala Desa Bedana, Hardiyanto Setiyawan, dalam sambutannya menyampaikan harapannya terhadap Festival Dewi Amba tersebut.

"Semoga dengan adanya acara Dewi Amba ini kedepannya bedana menjadi desa yang maju nggeh bu, dados desa ingkang makmur, gemah ripah loh jinawi, semoga di tahun tahun yang akan datang panen menjadi melimpah," ujar Hardiyanto Setiyawan.

Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) juga ikut terlibat aktif dalam Festival Dewi Amba kali ini. Mereka berperan membantu dalam mempersiapkan berbagai rangkaian acara, mulai dari dekorasi hingga pelaksanaan kegiatan. Keterlibatan mahasiswa KKN UMP ini tidak hanya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai kesempatan untuk belajar langsung tentang tradisi dan budaya lokal yang ada di Desa Bedana.

Salah satu budaya yang tetap terjaga dan ditampilkan dalam Festival Dewi Amba adalah pentas seni Brendung, sebuah seni tradisional yang menggambarkan kehidupan masyarakat agraris di desa tersebut. Pentas ini menjadi daya tarik utama dan menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki Desa Bedana, sekaligus memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda agar tetap lestari.

"Festival Dewi Amba ini sangat menarik karena di era digitalisasi ini kultur budaya masih di jaga dan di bawakan dalam acara yang meriah ini. pentas seni brendung menjadi ciri khas desa Bedana yang sangat menarik karena gabungan berbagai unsur yang dijadikan satu juga ada tari tradisional yang dibawakan oleh adik adik dari desa bedana membuat acara ini semakin hangat. harapannya desa Bedana bisa semakin maju untuk kedepannya," ujar Bayu selaku Ketua KKN Desa Bedana.

Penampilan Grup Tari Mustakaweni (Dokpri)
Penampilan Grup Tari Mustakaweni (Dokpri)

Selain itu, festival tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan grup tari Mustikaweni, yang membawakan dua tarian khas, yaitu Tari Mangastuti dan Tari Warak Dukder. Penampilan grup tari ini menambah warna dalam festival dengan gerakan yang elegan dan sarat makna, mengundang apresiasi dari para penonton. Kombinasi seni tari dan budaya lokal ini semakin memperkaya keberagaman budaya yang ditampilkan dalam Festival Dewi Amba.

Selain kegiatan budaya, Kepala Desa Bedana juga memberikan penghargaan kepada dua anak Desa Bedana yang telah mengharumkan nama desa karena terpilih menjadi perwakilan paskibra di Kecamatan Kalibening. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dan dedikasi mereka dalam mengharumkan nama desa di tingkat kecamatan.

"Bapak ibu sekalian disini ada 2 anak yang membanggakan untuk desa bedana, karena bisa mewakili nama Desa Bedana menjadi paskibra di Kalibening. Beri tepuk tangan yang meriah," ujarnya.

Beliau juga memberikan penghargaan dan simbolis kepada para juara lomba yang diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI di Desa Bedana. Berbagai lomba tersebut mencakup cabang olahraga dan kreativitas, yang berhasil meningkatkan semangat gotong royong dan kebersamaan antarwarga. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi warga, terutama generasi muda, untuk terus berprestasi dan aktif dalam kegiatan desa.

Antusiasme warga terhadap festival sangat luar biasa. Meskipun dilaksanakan secara sederhana, warga Desa Bedana tetap semangat mengikuti setiap rangkaian acara. Mereka berharap agar festival ini terus berlanjut setiap tahunnya sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur terhadap melimpahnya hasil panen. Salah satu warga juga menyampaikan harapannya agar di tahun-tahun mendatang, Festival Dewi Amba bisa dihadiri oleh grup sholawat, sehingga dapat lebih memperkuat aspek spiritual di tengah-tengah perayaan tradisional tersebut.

"Untuk keseluruhan acara si sudah bagus, nguri-nguri budaya, tapi lebih bagus lagi kalau ngundangnya itu sholawatan kayane lebih bagus," ujar Yanti.

Acara kemudian ditutup dengan makan bersama, di mana setiap RT membuat tumpeng beserta lauk pauk yang dinikmati oleh seluruh warga Desa Bedana. Suasana kebersamaan dan gotong royong semakin terasa di akhir festival ini, mencerminkan kekuatan dan kekompakan warga Desa Bedana. Setelah makan bersama, festival diakhiri dengan penampilan tari Lengger, sebuah tarian tradisional khas Banyumasan. Penampilan Lengger ini menambah kesan mendalam pada penutupan festival, membawa suasana kegembiraan dan memperkuat nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan di Desa Bedana.

Ditulis oleh: KKN UMP Desa Bedana 2024
Foto-foto adalah koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun