Bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling banyak dikuasai oleh orang-orang. Berdasarkan Databoks (2021), terdapat 1,35 milyar orang yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu ataupun bahasa kedua. Banyaknya penutur Bahasa Inggris menjadikannya sebagai bahasa global yang dirasa perlu untuk dipahami dan dikuasai. Oleh karena itu, penguasaan Bahasa Inggris memiliki urgensi tersendiri untuk ditransmisikan dari satu pihak ke pihak lainnya.
KKN-BBK di Desa Jejel mengambil peranan sebagai transmiter yang mentransmisikan pengetahuan Bahasa Inggris kepada anak-anak di Desa Jejel. KKN-BBK di Desa Jejel yang beranggotakan sepuluh anggota menggagas sebuah kegiatan yang merangsang anak-anak untuk belajar Bahasa Inggris diselingi dengan kegiatan bermain yang menyenangkan. Konsep ini dipilih untuk membuat suasana belajar yang mengasyikkan. Kegiatan tersebut diberi nama English Fun Tutor.
English Fun Tutor dilakukan setiap hari Jumat pada minggu pertama hingga minggu kedua. Pada minggu pertama, kegiatan dilangsungkan di Balai Desa. Kegiatan ini ditujukan untuk anak-anak yang berada di Kelompok Bermain---setara play group---TK A, dan TK B hingga SD. Materi yang diajarkan pada minggu pertama berkutat pada pengenalan identitas pribadi---semacam nama, umur, tempat tinggal, tempat sekolah, dan hobi---serta pengenalan angka dari angka satu hingga sepuluh dalam Bahasa Inggris.
Pada minggu kedua, materi yang diajarkan mulai dikembangkan. Peserta juga bertambah. Pada minggu kedua, terjadi pengelompokan antara peserta yang bisa membaca dan belum bisa membaca. Hal ini dilakukan agar materi yang diajarkan dapat dipahami dengan kemampuan masing-masing individu.Â
Pada kelompok peserta yang bisa membaca, mereka diajarkan untuk mengenal nama-nama hari dalam Bahasa Inggris. Para pengajar---anggota KKN-BBK Desa Jejel---telah menyiapkan beberapa print out nama-nama hari dalam Bahasa Inggris. Para peserta diperintahkan untuk mengurutkan nama-nama hari tersebut sesuai dengan urutan semestinya.
Pada kelmpok yang belum bisa membaca, diberikan materi berupa pengenalan nama-nama warna dalam Bahasa Inggris. Para pengajar telah menyiapkan beberapa print out gambar buah yang disertai dengan beberapa macam warna. Para peserta pada awalnya diajarkan untuk memahami satu per satu dari warna yang tersedia pada gambar. Kemudian, setelah semua peserta diberi pemahaman, para pengajar memberikan sebuah gambar buah-buahan tanpa warna. Pengajar memberikan sebuah spidol berwarna yang dapat digunakan para peserta untuk mewarnai buah-buahan dengan warna yang semestinya.
Pada minggu ketiga, kegiatan English Fun Tutor diadakan di SD saat pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dengan bekerja sama dengan SDN 1 Jejel. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh peserta didik yang ada di SDN 1 Jejel---dari kelas 1 hingga kelas 6. Terjadi penggabungan pada kelas 5 dan kelas 6 karena keterbatasan pengajar.
English Fun Tutor pada masa MPLS dilakukan dengan pemberian materi yang dikemas dalam sebuah permainan. Pada kelas 1 hingga kelas 3, para peserta didik mendapatkan tiga permainan yang meliputi Find the Color, Simon Says, dan Train Whsiper. Permainan dilakukan secara berkelompok agar timbul kerja sama di antara para anggotanya.
Find the Color merangsang peserta didik untuk mengenali dan mengingat warna-warna dalam Bahasa Inggris. Peserta didik akan diberikan beberapa kertas berwarna. Pengajar akan menginstruksikan sebuah warna, peserta didik harus memilih satu kertas berwarna sesuai yang disebutkan oleh pengajar.
Pada permainan kedua, yaitu Simon Says. Peserta didik dilatih kemampuannya untuk fokus pada perintah pengajar. Selain itu, para peserta didik juga diajari beberapa kosakata dalam Bahasa Inggris yang merujuk pada anggota tubuh seperti hidung, mata, dan telinga. Pada permainan ketiga, yaitu Train Whisper. Permainan ini melatih daya ingat para peserta didik dalam mengingat kosakata yang diberikan oleh pengajar yang kemudian ditransferkan kepada teman anggota kelompok lainnya.
Pada kelas 4 hingga kelas 6 juga terdapat tiga permainan yang meliputi Hot Seat, "Head, Shoulders, Knees, and Things," dan Alphabet Race. Ketiga permainan ini dilakukan secara berkelompok. Permainan pertama, peserta didik pada suatu kelompok harus bekerja sama dalam menebak gambar dengan kosakata Bahasa Inggris. Pada permainan ini, terdapat dua peranan. Peran pertama sebagai pemberi clue dan peran kedua sebagai penebak. Permainan ini melatih daya kritis peserta didik untuk mencari clue yang dekat dengan objek yang ditebak serta daya kritis peserta didik dalam merangkai maksud dari gambar yang diberikan oleh pengajar sehingga peserta didik dapat menemukan kosakata yang benar.
Pada permainan "Head, Shoulders, Knees, and Things," para peserta didik dilatih untuk fokus dalam memahami instruksi dari pengajar. Ketika pengajar mengucap "Head," maka peserta didik harus memegang kepalanya. Ketika pengajar mengucap "Shoulders," maka peserta didik harus memegang pundaknya. Ketika pengajar mengucap "Knees," maka peserta didik harus memegang lututnya. Ketika pengajar mengucap "Things," maka peserta didik harus berebut mengambil benda yang telah disediakan oleh pengajar.
Pada permainan Alphabet Race, para peserta didik didorong untuk menulis kosakata berbahasa Inggris yang diawali oleh huruf alpabet. Peserta didik harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya kata yang dapat disusun sesuai dengan huruf alpabet yang ada. Namun, terdapat beberapa kelas yang mengubah konsep ini menjadi pengajaran tentang pelafalan huruf dalam Bahasa Inggris. Hal ini dilakukan karena peserta didik belum pernah diajarkan tentang pelafalan Bahasa Inggris secara matang di sekolah.
Antusias para peserta didik dan juga para orang tua dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari aktifnya orang tua dalam mengantarkan anak-anaknya untuk mengikuti program kerja ini di pekan pertama hingga pekan kedua. Kemudian, pada pekan kedua juga terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang mengikuti program kerja ini.
Upaya KKN-BBK dalam merangsang para peserta didik---baik yang sudah bersekolah atau belum---adalah perwujudan kepedulian para anggota KKN-BBK beserta dosen pembimbing akan pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris pada anak-anak. Selain itu, program kerja English Fun Tutor juga mendukung tercapainya SDG's poin kesatu, yaitu no poverty. Semakin berkualitas pendidikan seseorang, maka seseorang berpotensi untuk merubah kondisi kehidupannya menjadi semakin layak dari kondisi sebelumnya.
Referensi:
Databoks (2021) Inilah Bahasa yang Paling Banyak Dipakai di Dunia, Bagaimana Bahasa Indonesia?, Databoks. Available at: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/01/inilah-bahasa-yang-paling-banyak-dipakai-di-dunia-bagaimana-bahasa-indonesia (Accessed: 22 July 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H