Pertama, membuka lubang tanah dengan menggunakan linggis.Â
Kedua, melakukan pengikisan tanah dan mengangkat batu-batu yang terdapat dalam lubang tersebut, pengikisan berlangsung hingga dalam tanah tersebut tidak terdapat batu atau tanah yang mengeras.Â
Ketiga, ketika tanah tersebut sudah tidak keras, kami menggunakan bor untuk melubangi dan mengangkat tanah-tanah di dalamnya.Â
Keempat, ketika lubangnya sudah cukup dalam, kami memasukkan pipa paralon yang sudah dilubangi dalam lubang tersebut.Â
Kelima, kami menutup dan menaruh batu-batu kecil di sekitar pipa paralon tersebut.Â
Keenam adalah menuangkan beberapa liter air ke dalam pipa paralon tersebut, untuk mencoba apakah air tersebut sudah meresap di tanah sekitarnya atau belum. Bilamana sudah meresap, maka pemasangan pipa paralon untuk menjadi biopori sudah berhasil, bilamana belum, maka pipa tersebut perlu diangkat kembali, lalu diobservasi penyebab air tersebut tidak meresap, sehingga dapat ditentukan apa perlu dilakukan, selanjutnya adalah mengatasi masalah tersebut hingga air dapat menyerap secara utuh ke dalam tanah.
Kelompok BBK-3 Kelurahan Sidomoro menyelesaikan 7 titik Biopori dalam kurun waktu kurun waktu 3 jam, yaitu hingga pukul 11.00 WIB. Pemasangan biopori ini diharapkan dapat mencegah titik air yang menggenang, Selain untuk mencegah air yang menggenang semakin bertambah, Biopori diharapkan dapat meningkatkan kualitas air tanah dengan meningkatkan resapan air hujan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanah dan ekologi sekitar tanah tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI