Banjaragung, Kec. Kajoran, Kab. Magelang - Sebuah inovasi program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) telah dilaksanakan oleh sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tidar Magelang. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola lahan secara optimal guna meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Desa Banjaragung.
Terhitung sejak tanggal 17 Januari 2024, Kelompok KKN Untidar bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Banjaragung telah melaksanakan program kerja pemanfaatan lahan untuk kemandirian pangan dengan mengusung tema Banjaragung Food Resilience (BFR). Sebelumnya, mahasiswa KKN telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan Kelompok Wanita Tani (KWT) terkait izin pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan dari tanggal 8 Januari sampai 9 Februari 2024 mendatang.
Program kerja ini sangat didukung oleh perangkat desa dan mendapat respon positif dari warga Desa Banjaragung yang sebelumnya disosialisasikan melalui pertemuan rutin PKK.
“Saya selaku pengurus KWT sangat setuju dan mendukung program yang telah mas dan mbak KKN sosialisasikan”, tutur Ibu Wahyu selaku pengurus KWT Desa Banjaragung.
KWT ini adalah kegiatan inisiasi warga Dusun Gondangan yang mayoritas anggotanya merupakan ibu-ibu anggota PKK. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat Desa Banjaragung dan memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam.
Ibu Ayu selaku penanggung jawab KWT Desa Banjaragung mengatakan bahwa program KWT ini sudah berjalan selama satu setengah tahun dan sudah ada kepengurusannya. Dengan kegiatan seperti piket rutin, penanaman, dan pemanenan. Namun, untuk tanamannya sudah tidak ada pembaharuan.
“KWT ini sudah berjalan satu setengah tahun. Untuk kepengurusannya sudah ada. Untuk kegiatan seperti piket rutin, menanam, dan memanen hasilnya. Tapi saat ini belum ada pembaharuan tanaman”, tutur Ibu Ayu.
Sosialisasi yang dilakukan bersama dengan ibu-ibu PKK menghasilkan suatu kesepakatan untuk menanam tiga jenis tanaman sayur diantaranya bawang merah, bayam cabut, dan kangkung. Hal ini mengingat media dan kondisi cuaca yang hanya memungkinkan untuk menanam jenis tanaman sayur tertentu termasuk ketiga sayuran tersebut.
Hal yang menarik di sini adalah penerapan inovasi oleh Kelompok Mahasiswa KKN Untidar Desa Banjaragung terkait penggunaan bibit bawang merah berupa biji. Pada awalnya masyarakat awam mengenal bibit bawang merah hanya berasal dari umbi.