Bandar (11/2/2023) Sirkulasi udara merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi siswa. Udara yang tersirkulasi di ruang kelas akan membantu menjaga kualitas udara di dalam ruangan tetap sehat. Selain itu, sirkulasi udara yang baik dapat membantu mencegah risiko terkena penyakit menular di sekolah. Namun, banyak sekolah yang masih belum mengoptimalkan sirkulasi udara di ruang kelas. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mengoptimalkan sirkulasi udara, kurangnya perhatian terhadap hal ini, dan biaya yang terkait dengan optimalisasi sirkulasi udara.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan sirkulasi udara di ruang kelas sehingga dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah desain ruangan, meningkatkan penggunaan pencahayaan natural, memasang kipas angin, membuka jendela untuk meningkatkan aliran udara, dan mengganti filter udara untuk menjaga kualitas udara. Dengan melakukan hal ini, sekolah dapat memastikan bahwa ruang kelas memiliki sirkulasi udara yang optimal dan dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman bagi siswa.
Yosafat Keljeski Sinaga, mahasiswa S1 Teknik Mesin Universitas Diponegoro mencetuskan program kerja "Pembuatan Modul Optimalisasi Sirkulasi Udara di Ruang Kelas SDN 02 Bandar." Harapannya dengan adanya program kerja ini dapat membantu pihak sekolah dalam mengatasi masalah sirkulasi udara pada ruang kelas mereka.
 Saat dilakukan survey, ditemukan bahwa ruang kelas masih di kondisi yang kurang nyaman untuk dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (pengap) dan juga pihak sekolah sendiri juga mengeluhkan tentang hal tersebut.
Analisa pun dilakukan menggunakan software ANSYS yang bertujuan untuk menemukan temperatur pada setiap outlet (jendela dan ventilasi) dan menemukan aliran udara yang dapat menunjukkan sirkulasi udara didalam kelas tersebut.Â
Pada model geometri ruang kelas kali ini sudah dilakukan analisa pertama yaitu analisa temperatur yang menunjukkan bahwa setiap outlet dalam ruang kelas ini mempunyai temperatur 29C dengan penerapan parameter temperatur 25C konstan. Hal ini tentu masih bisa di tingkatkan lagi dengan pemodelan ulang ruang kelas dimana daerah bandar yang tergolong dingin dapat dimanfaatkan untuk kondisi belajar mengajar yang lebih baik dan kondusif.
      Untuk model ruang kelas juga dianalisa perjalanan sirkulasi udara nya, telah dilakukan analisa pada model ruang kelas saat ini. Didapat bahwa masih terdapat turbulensi yang mengakibatkan indikator pathline sirkulasi udara berwarna kuning sampai jingga. Hal ini masih bisa di optimalkan lebih lagi mengingat kita masih  di dalam masa pasca-pandemi yang dimana di ruangan yang pengap atau sirkulasi udara kurang baik penyakit dapat dengan mudah menular antara satu sama lain.
      Setelah melakukan analisa mengenai temperatur dan sirkulasi udara, dilakukan pemodalan ulang ruang kelas yang lebih optimal dengan pertimbangan dari kedua analisa tersebut, didapat bahwa penambahan jendela pada ruang kelas sangatlah berpengaruh kedalam pengoptimalan temperatur dan sirkulasi udara itu sendiri agar dapat menyelasaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar dan siswa/i SDN 02 Bandar. Hasil dari analisa model baru ruang kelas didapat bahwa temperatur outlet berkurang menjadi 26C dan turbulensi berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H