Jember-KKN Kolaboratif 095 berhasil gelar pendataan SIPBM ATS (Anak Tidak Sekolah) di Dusun Krajan Tengah, Desa Balung Kulon. Berdasarkan data SDG's Desa yang telah ada, terdapat 6 sampel rumah tangga yang diperkirakan memiliki Anak Tidak Sekolah dalam kisaran umur 7 hingga 18 tahun.
"Sesuai Data SDG's yang kami dapat dari Desa, Dusun Krajan Tengah memiliki Kuota ATS dengan jumlah tertinggi daripada Dusun yang lain di Desa Balung Kulon," ucap Koordinator Desa M. Rijal Munir Faqih, Kamis (03/8).
Pendataan dilakukan atas izin Kepala Desa dan Kepala Dusun serta didampingi langsung oleh RT. Metode yang dilakukan adalah dengan mewawancarai Responden secara langsung, responden tersebut dapat berasal dari anggota keluarga ATS, baik Ibu, Bibi, Kakak, dll. Data yang telah di dapat nantinya akan langsung di input ke dalam aplikasi SIPBM ATS.
"Kebanyakan Warga RT 03/09 yang tidak bersekolah adalah anak disabilitas dengan keterbatasan mental dan fisik," Ungkap Ny. Muklasin selaku Ibu RT.
 Wiwin Wiji Lestari selaku Ibu Kandung dari ATS yang mengidap Disabilitas mengaku bahwa Putrinya memang belum pernah mengenyam pendidikan apapun selama ini. Hal ini di latar belakangi oleh keterbatasan yang di derita anaknya serta ketidak tersediaan SLB (Sekolah Luar Biasa) di Desa Balung Kulon.
Berdasarkan fakta di lapangan, beberapa kandidat ATS yang tercantum di data SDG's Desa kebanyakan mengenyam pendidikan di Pesantren. Sebagian RT mengakui bahwa kandidat ATS yang ada di wilayah mereka tidak putus sekolah dan merasa bahwa data yang telah ada tidak sepenuhnya valid
"Saya dapat pastikan bahwa dua remaja yang tercantum dalam Data ATS SDG's Desa, saat ini sedang bersekolah di Pesantren Al-Hikmah. Lokasi pesantrennya tidak jauh, masih disekitaran Dusun Krajan Tengah juga," Jelas Mulyono, Ketua RT 01/08.
