ARJASA, JEMBER (11/27)--- branding merupakan salah satu komponen vital dalam keberlangsungan UMKM dimana komponen ini berperan untuk memperkenalkan komoditas dan kelebihannya kepada masyarakat luas dalam maksud menarik minat konsumen baru. Selain itu, branding juga dianggap sebagai identitas dari produk jual yang nantinya akan memberikan kesan yang lebih melekat bagi calon konsumen.
Dari hasil observasi di lapangan ditemukan bahwa sebagian besar UMKM di desa Arjasa belum memiliki kualitas branding yang cukup mumpuni. Pada salah satu kasus yang kita temukan dan bahas di artikel ini ialah usaha olahan keripik ketelah milik Pak Ardi, yang dilihat masih sangat membutuhkan branding yang cukup kokoh agar dapat diketahui oleh masyarakat desa sebagai konsumen utama bagi usaha Pak Ardi.
Bisa ditemukan dari segi pengemasan yang sangat sederhana tanpa brosur kemasan yang membuat konsumen susah mengenal usaha keripik ketela Pak Ardi tersebut hingga kurangnya akses konsumen baru untuk membeli karena tidak tercantumnya kontak atau nomor yang bisa dihubungi pada kemasan. Hal ini sangat disayangkan karena keberlangsungan UMKM sangat bergantung kepada kuat atau tidaknya branding sebuah produk jual.
Maka dari itu dalam rangka sosialisasi program usulan Mahasiswa Unej yang terkait dengan keberlangsungan UMKM serta observasi kondisi UMKM di Desa Arjasa secara lebih intens, Mahasiswa Unej memutuskan untuk memberikan pendampingan proses produksi, pembaharuan kemasan, serta pembuatan brosur kemasan yang nantinya dicantumkan identitas produk serta nomor kontak produsen yang nantinya mempermudah akses konsumen baru untuk memesan keripik ketela tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H