Tahukah kamu bahwa Indonesia menjadi negara ke dua terbesar di dunia setelah Cina dalam tingkat konsumsi mie (WINA, 2016). Faktanya, mie yang ada di pasaran mengandung senyawa berbahaya apabila dikonsumsi secara berlebih, misalnya Monosodium Glutamate, nipagin, tertiary-butyl hydroquinone, dll.
Oleh karena itu dibutuhkan upaya fortifikasi mie dengan bahan yang alami dan menyehatkan. Salah satu, bahan yang dapat difortifikasikan ke dalam mie adalah fikosianin dari spirullina sp. Fikosianin berpotensi sebagai pewarna biru alami, karena dapat menghasilkan warna biru yang cerah. Selain itu, juga dapat dikembangkan sebagai zat aditif sebagai nutrisi fungsional dan tidak beracun (Sedjati dkk., 2012).Dalam aspek kesehatan fikosianin dapat menghambat pertumbuhan tumor (Liu dkk, 2000).
Afriza Ni'matus Sa'adah, mahasiswi Teknik Kimia Universitas Diponegoro, tim I KKN Tahun 2021/2022 yang dibimbing oleh Ibu Arwinda Nugraheni, S.KM., M.Epid mampu memberikan inovasi dalam fortifikasi mie kering dengan mikroalga spirullina sp. Inovasi ini tentunya sangat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat untuk mendukung target pembangunan berkelanjutan nomor 2 "Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan".
Upaya fortifikasi mie kering dengan mikroalga spirullina sp ini telah disosialisasikan kepada UMKM yang ada di Kelurahan Barusari Kecamatan Semarang Selatan serta dilakukan demo pembuatan mie kering dengan mikroalga spirullina sp dalam acara Bazar Gerai Kopimi Kelurahan Barusari pada hari Minggu, 6 Februari 2022.
Penulis:
Afriza Ni'matus Sa'adah - Â Mahasiswi S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Kuliah Kerja Nyata Tim I Tahun 2021/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H