Grujugan Lor, 26 Juli 2024 - Stunting menjadi permasalahan yang menyita perhatian bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya, menurut data sebaran stunting yang diperoleh dari website Ditjen Bina Pembangunan Daerah diketahui dari jumlah balita sebesar 15,868,928 sebanyak 727,320 masuk dalam kategori pendek dan sebanyak 238,073 masuk dalam kategori sangat pendek. Stunting tidak hanya masalah tinggi badan saja melainkan juga meliputi kurangnya gizi pada anak yang dapat menghambat perkembangan kognitifnya sehingga dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan pola produktivitas di masa depan. Pemerintah sendiri telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan stunting untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. Namun, meskipun telah terdapat peraturan mengenai stunting nyatanya masih ada daerah yang memiliki balita terindikasi stunting.
Berdasarkan hasil observasi dan data yang ada, Desa Grujugan Lor yang terletak di Kecamatan Jambesari Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu desa yang menjadi lokus stunting. Pemerintah Desa tidak tinggal diam, melainkan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut seperti pemberian M-PASI untuk balita dan PMT untuk ibu hamil secara rutin selama 56 hari, selain itu pemerintah desa juga telah bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk melakukan posyandu ibu hamil dan balita setiap satu bulan sekali.
Dalam rangka mencegah dan mengatasi masalah terkait stunting mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 97 dari Universitas Jember didukung pemerintah desa mengadakan sosialisasi mengenai bahaya stunting kepada remaja di Desa Grujugan Lor. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (24/07/2024) yang merupakan sebuah upaya kelompok KKN dalam membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Bapak Nur Hasan selaku kepala desa berharap dengan diadakannya kegiatan sosialisasi ini dapat membawa terobosan baru dan manfaat yang nyata bagi perkembangan desa sehingga mampu mengoptimalkan program kerja yang telah dirancang oleh pemerintah desa. “Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu memaksimalkan program yang telah ada di Desa Grujugan Lor” ucap Kepala Desa Grujugan Lor
Satrya Sabil Wicaksono, selaku Koordinator Desa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 97 memaparkan bahwa tema utama sosialisasi kali ini adalah GUNTING pada remaja. “Gunting ini kepanjangan dari Grujugan Lor anti Stunting. Kita mau memberikan edukasi kepada remaja mengenai risiko pernikahan dini yang merupakan salah satu penyebab stunting pada anak-anak”
Stunting, ditandai dengan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang, menjadi perhatian serius karena dapat berdampak buruk pada kualitas hidup dan masa depan anak.
Kartika Chandra Dewi selaku bidan desa, mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN. “Menurut saya sosialisasi GUNTING ini sudah tepat sasaran, karena dengan adanya sosialisasi GUNTING pada remaja, maka nantinya akan mengurangi angka pertumbuhan stunting dari salah faktor yaitu pernikahan dini” ujarnya.
Sebelum dilakukannya sosialisasi, peserta diminta untuk mengisi pre-test mengenai stunting untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan mereka mengenai stunting, hasil didapatkan bahwasanya peserta masih belum terlalu paham mengenai stunting. Setelah sosialisasi, peserta diminta kembali untuk mengisi post-test, dari post-test tersebut didapatkan hasil bahwa nilai peserta mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan sebelum diadakannya sosialisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa peserta memahami lebih dalam terkait stunting. Edukasi stunting kelompok KKN 97 juga dilakukan dengan permainan interaktif, yaitu "Game Ular Tangga Stunting". Melalui permainan ini, para remaja diajak untuk belajar tentang stunting dengan cara yang menyenangkan. Setiap kotak pada papan permainan berisi informasi dan pertanyaan seputar stunting dan pernikahan dini, sehingga peserta dapat memperoleh pengetahuan secara lebih mudah dan menarik.
Salah satu peserta, Natalia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pengetahuan baru baginya. "Kegiatannya seru, belajar dan main, juga dapat hadiah, jadi tahu apa itu stunting dan tidak melakukan pernikahan dini, karena pernikahan dini menjadi salah satu penyebab stunting” ujarnya.