Bercocok tanam dengan metode hidroponik adalah teknik menanam menggunakan media air. Metode ini memerlukan peralatan pendukung antara lain, pipa paralon, ember, selang, pompa air, gelas plastik bekas, rockwool, benih tanaman, pupuk AB mix, TDS (Total Dissolved Solids) meter, gunting, pisau, gergaji, dan mesin bor. Jenis hidroponik yang digunakan Tim KKN-T 97 yaitu hidroponik NFT (Nutrient film engineering). NFT Hidroponik adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman yang tumbuh di dangkal dan bersirkulasi lapisan hara, sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, unsur hara, dan oksigen.
Proses kerja sistem hidroponik NFT adalah pemeberian nutrisi ke tanaman dengan menggunakan media air yang mengalir dari pompa air menuju pipa paralon hingga akar tanaman terendam air nutrisi dan akan kembali ke bak air. Proses ini terjadi berulangkali selama pompa air terus menyala sampai tanaman dapat dipanen.
Progam kerja penanaman tanaman dengan menggunakan metode hidroponik ini diawali dengan proses penyemaian benih tanaman. Benih tanaman yang dipakai kelompok KKN-T 97 adalah pakcoy dan kangkung karena cuaca di Desa Banjaragung cocok untuk jenis tanaman tersebut dan perawatannya tidak terlalu sulit serta lebih bernilai dari segi ekonomis. Media penyemaian menggunakan rockwool yang dipotong persegi berukuran 3x3 cm kemudian diletakkan di nampan dengan digenangi air secukupnya. Di setiap potongan rockwool berisi satu hingga dua benih tanaman. Penyemaian untuk tanaman pakcoy baiknya dilakukan kurang lebih selama satu minggu dengan diberikan intensitas cahaya matahari tidak terlalu terik seperti pada pagi hari atau sore hari hingga tanaman memiliki daun berjumlah empat.
Proses selanjutnya mengisi air pada bak dengan pompa air menyala hingga pipa paralon terisi air. Setelah itu, pemberian pupuk cair AB mix pada bak air dengan dosis konsentrasi 1050 -- 1400 ppm untuk tanaman pakcoy dan kangkung diukur menggunakan TDS meter. Setelah pupuk menyebar dilakukan pemindahan benih yang sudah disemai ke gelas plastik bekas yang bagian bawahnya sudah dilubangi lalu dimasukan ke dalam lubang-lubang pipa paralon. Selanjutnya dilakukan monitoring setiap hari dengan mengecek kondisi tanaman, apabila ada yang mati dilakukan penyulaman bibit baru dan mengecek dosis air dan pupuk untuk tetap sesuai pada takaran. Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan tanaman siap untuk dipanen.
Program kerja ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemuda Desa Banjaragung mengenai proses bercocok tanam menggunakan media hidroponik. Serta dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang kosong menjadi bermanfaat dan masyarakat dapat menikmati sayur segar secara langsung tanpa harus membeli terlebih dahulu.
DPL : Â Kusuma Wardhani Mas'udah, S.Si., M.Si.
PIC : Eka Restu Justitian
Penulis: Azam, Andre, Dimas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H