Jombang/28/05/2022Â -Berada di lereng pegunungan Anjasmoro, Desa Wonomerto mempunyai sumber daya alam yang berlimpah ruah. Mulai dari tumbuhan, hewan, mikroorganisme, serta potensi alam lainnya. Selain itu desa wonomerto memiliki pemandangan alam, sungai yang indah serta iklim yang dingin. Karena kondisi alam yang demikian membuat sebagian besar masyarakat Desa Wonomerto bermata pencaharian di bidang peternakan dan pertanian.
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati, yang dilakukan oleh manusia guna menghasilkan dan memproduksi bahan baku pangan, bahan baku industri serta sumber energi. Sedangkan peternakan merupakan kegiatan pemanfaatan dan pembudidayaan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Kedua bidang ini saling berhubungan karena limbah kotoran hewan dari sektor peternakan dapat bermanfaat dan menghasilkan material pupuk, yang berguna untuk kesuburan tanah. Tanah dapat dikatakan subur apabila tanaman yang ditanam, dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan komoditas pertanian yang maksimal. Kesuburan tanah merupakan istilah yang menentukan sebuah tanah mempunyai tingkat kesuburan yang cukup atau tidak. Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa Desa Wonomerto memiliki kesuburan tanah yang cukup sebagai dampak dari hubungan kedua sektor tersebut.
Melihat dampak yang baik dari hubungan kedua sektor ini, Mahasiswa Kknt 92 berinisiatif untuk membuat Teknologi Tepat Guna, berupa pupuk kandang yang berasal dari limbah kotoran peternakan kambing di Desa Wonomerto. Pembuatan pupuk kandang tersebut diperkirakan akan memakan waktu sekitar 1 bulan agar memberi waktu bagi mikroba pengurai untuk bekerja. Kegiatan awal pembuatan pupuk tersebut telah dilangsungkan pada hari Selasa, Tanggal 24 Mei 2022 berlokasi di Greenhouse Balai Desa Wonomerto.
Proses pembuatan pupuk kandang tersebut dimulai dari pengambilan kotoran di peternakan kambing, yang telah dilakukan pada tanggal 22 Mei 2022. Pengambilan kotoran kambing dilakukan lebih awal guna proses pengeringan kotoran kambing, agar lebih mudah untuk diolah menjadi pupuk. Setelah kotoran kambing telah kering, kemudian dilakukan pemisahan antara kotoran kambing dengan sampah-sampah organik yang tercampur dalam kotoran kambing.Â
Sembari melakukan pemilahan, beberapa mahasiswa KKNT 92 membuat molase yang terbuat dari campuran air, gula merah dan bakteri EM4. Setelah proses pemilahan dan pembuatan molase selesai, dilanjutkan dengan penyemprotan molase ke kotoran kambing yang dibarengi dengan proses pengadukan, guna meratakan pencampuran molase.Â
Setelah semua langkah-langkah tersebut dilakukan, kotoran kambing disimpan dalam karung yang diikat dengan rapat. Proses ini masih terus dilanjutkan dengan penyemprotan molase tiap satu minggu sekali selama satu bulan sampai pupuk kandang dinilai telah siap untuk digunakan.
Dengan adanya pembuatan Teknologi Tepat Guna berupa pupuk kandang ini, diharapkan dapat membantu masyarakat desa Wonomerto dalam usaha pengembangan sektor pertanian dan membantu sektor peternakan dalam pengolahan limbah kotoran hewan. Selain itu, pembuatan Teknologi Tepat Guna ini dapat memberikan wawasan tambahan bagi mahasiswa KKNT 92 untuk lebih mengenal tentang cara pengolahan kotoran hewan sebagai pupuk kandang yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.(K_92)
Penulis : Kelompok 92 KKNT MBKM Universitas Pembangunan Nasioanal "Veteran" Jawa TimurÂ