13 Agustus 2022, KKN UNDIP TIM 2 2021-2022
Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang (31/07/2022) – Ikhsanur Riyaldi, Hafizh Prasetio Utomo, Fikri Hidayatulloh, beserta anggota KKN Tim II KKN Universitas Diponegoro 2021/2022 Kedungpane, menyelenggarakan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan verticulture urban farming kepada warga RW 01, pengurus Kelurahan Kedungpane, Pengurus RW 01, pengurus PKK RW 01, dan POKDARWIS RW 01 di RW 01 Kelurahan Kedungpane pada Minggu (31/7).
Kelurahan Kedungpane memiliki rukun warga (RW) sebanyak 6 buah dengan luas wilayah sebesar 583,06 ha. Luas wilayah tersebut meliputi luas tanah kering untuk pemukiman sebesar 458,78 ha dan luas lahan pertanian adalah 93,16 ha serta 31,12 ha dimanfaatkan sebagai fasilitas umum. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak pemukiman dibandingkan dengan lahan pertanian. Jika hal ini terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Maka, diperlukan adanya penghijauan untuk melestarikan lingkungan agar kembali asri dan sehat tanpa adanya pencemaran. Selain menjaga kelestarian alam dan kesehatan lingkungan, kegiatan tersebut dapat merealisasikan tujuan dari peran SDGs di Indonesia serta ikut berperan dalam mendukung gerakan pemerintah Kota Semarang. Program penghijauan yang tepat untuk lahan perkotaan adalah Verticulture Urban Farming.
Verticulture Urban Farming adalah kegiatan bercocok tanam di lahan terbatas yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat dengan menggunakan media tanam berupa pot, pipa, bambu, atau botol plastic bekas. Sistem budidaya pertanian secara vertikal merupakan konsep bercocok tanam yang cocok untuk daerah perkotaan dengan lahan terbatas sehingga pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan dapat dioptimalkan. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan.
Kegiatan sosialisasi dan pembuatan verticulture urban farming dimulai dengan penyusunan alat yang dilengkapi dengan mikrokontroler arduino uno, sensor kelembaban tanah, dan aktuator solenoid valve. Dilanjutkan dengan penanaman kangkung dan pakcoy yang sebelumnya sudah disemai selama seminggu. Setelah alat dan tanaman tersusun, mahasiswa melakukan sosialisasi terkait cara kerja dan perawatan mengenai alat dan tanaman yang diberikan. Cara kerja alat tersebut sebagai berikut:
1. Hubungkan alat ke arus listrik dan keran air.
2. Letakan sensor kelembaban pada media tanam.
3. Jika sensor kelembaban mendeteksi kelembaban tanah dibawah 20%, maka :
a. Nilai tersebut akan ditampilkan pada layar lcd.
b. Solenoid valve akan terbuka dan mengalirkan air dari keran.
4. Jika sensor kelembaban mendeteksi kelembaban tanah diatas 20%, maka :
a. Nilai tersebut akan ditampilkan pada layar lcd
b. Solenoid valve akan tertutup dan menghentikan air dari keran.
Pemberian booklet tentang verticulture ke peserta sosialisasi juga dilakukan. Dimana booklet tersebut berisi tentang tata cara penyemaian dan pemanenan tanaman kangkung dan pakcoy, manfaatnya, dan olahan makanan kreatif dari bahan kangkung dan pakcoy. Saat pelaksanaan sosialisasi warga antusias bertanya mengenai alat vertikultur urban farming.
Tim II KKN Universitas Diponegoro 2021/2022 Kelurahan Kedungpane berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi dan pembuatan verticulture urban farming masyarakat agar lebih perhatian terhadap lingkungan sekitarnya, terlebih dalam upaya penghijauan lingkungan. Masyarakat dapat memanfaatkan lahan kosong atau lahan sempit untuk bercocok tanam, banyak upaya yang bisa dilakukan salah satunya dengan vertikultur urban farming yang telah kami buat dan sosialisasikan.
Penulis :
1. Nurul Isnaini (FK)
2. Suci Divia Rachim (FSM)
Dosen Pembimbing Lapangan :Â
Roro Isyawati P.G, S.IP,M.IP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H