Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa bagi umat muslim. Selain merupakan awal tahun baru dalam kalender islam, terdapat hari istimewa pada 10 Muharram. Terdapat banyak peringatan bersejarah dalam hari ini, seperti hari diciptakannya Nabi Adam, diangkatnya Nabi Idris ke surga, hari berlabuhnya Nabi Nuh di bukit Judi, dan banyak lainnya. Pada 10 Muharram, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa Asyura. Puasa ini memiliki keutamaan untuk menghapuskan dosa setahun terakhir.Â
Selain amalan-amalan ibadah seperti berpuasa, berzikir, dan membaca al-quran, umat muslim juga kerap memeriahkan 10 Muharram dengan berbagai pertujukan sebagai suka cita akan datangnya tahun baru islam dan malam 10 Muharram.
Semua daerah pasti memiliki tradisi masing-masing untuk merayakan datangnya 10 Muharram, salah satunya adalah Dusun Penjalinan Barat, Desa Sumber Canting. Tradisi yang dilakukan setiap 1 Muharram adalah kirab obor atau pawai obor dengan berjalan keliling sambil membawa obor dan menggunakan busana muslim. Pawai ini dilakukan oleh warga desa terutama santri Pondok Pesantren Nurul Jannah.Â
Pawai obor sendiri merupakan wujud dari rasa syukur dan harapan umat Islam dalam menyabut tahun baru Islam. Para peserta pawai obor akan mengucapkan rasa syukur atas berkat yang diberikan Allah SWT sepanjang tahun dan berharap agar tahun selanjutnya tetap diberi keberkahan. Tidak hanya merayakan malam tahun baru islam, perayaan 10 Muharram di Dusun Penjalinan Barat pada tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Rangkaian kegiatan acara yang disusun oleh KKN UMD Kelompok 86, Dusun Penjalinan Barat merayakan tahun baru Islam dengan mengadakan lomba puisi yang diikuti oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jannah. Kegiatan ini diramaikan oleh Kepala Desa Sumber Canting, Nurhasahan, Kepala Dusun Penjalinan Barat, Bapak Ishak, Pengasuh Pondok Pesantren, Ustad Fadil, dan orang tua wali santri dan santriwati. Pendampingan dan pelatihan dilakukan beberapa hari sebelumnya yang dibimbing oleh mahasiswa KKN UMD 86.
Tema lomba puisi yang diusung adalah orang tua. Hal ini ditujukan untuk mengucapkan rasa terima kasih pada orang tua pada hari yang istimewa. Malam yang dihadiri oleh wali para santri memberikan kesan haru dan hangat. Para peserta dan penonton tampak antusias dalam kegiatan tersebut. Tidak hanya lomba saja, namun para santri diberikan kesempatan untuk menampilkan pertunjukan tari yang dilakukan para santri untuk memeriahkan tahun baru islam ini. Tentunya tarian yang ditampilkan ini masih mengandung unsur Islam sehingga tidak melenceng dari ajaran. Pada malam 10 Muharram, antusiasme warga membuat suasana semakin ramai, hangat, dan pastinya meriah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H