Kradenan, Batang - Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan daging kurban, begitupun di dusun Kradenan yang merayakan Hari Raya Idul Adha dengan rukun dan kompak, mulai dari malam takbir dengan mengumandangkan takbir bersama-sama, kemudian di paginya melakukan sholat Ied dan dilanjut pemotongan hewan kurban, seluruh warga kradenan ikut andil semua, mulai dari menjadi penonton saja, ada yang ikut membantu pemotongan, pembersihan, pembagian dan pemasakan. Ahad, (10/7) Siang
Kekompakan warga dusun dapat dilihat dilokasi, banyaknya warga bertumpah ruah disekitar lokasi pemotongan. Baik dari golongan orang tua, orang muda, maupun anak-anak sangat berpartisipatif, Bahkan banyak dari luar desa, maupun luar kota ikut memeriahkan untuk menunggu daging kurban.
Kelompok 7 KKN UIN Walisongo terheran-heran saat terjun, karena warga setempat saling bahu membahu pengolahan kurban dan dibantu oleh panitia dan banser setempat, yang mayoritas anak muda daerah setempat, aktifitas warga yang biasanya ke kebun, mereka sisihkan untuk mengikuti jalannya pemprosesan kurban. Yang laki terjun ke lahan yang digunakan pemotong kurban, pembersiahan kurban dan yang perempuan memasak daging yang akan di buat makan para pemotong kurban.
Menurut laporan kelompok 7 KKN UIN Walisongo, setelah melakukan pembicaraan dengan Pak Priyanto (salah satu warga dusun kradenan)
"Setiap tahun banyak sekali warga pendatang yang datang untuk ikut antri mengambil daging kurban". Ujar pak priy
Kemudian disahut oleh Pak Ketua RT satu, " Bahkan satu keluarga dari luar bisanya dibawa semua untuk ikut mengambil daging kurban".
Dilain tempat kelompok 7 bertemu dan berbincang-bincang dengan Pak Rouf salah satu Panitia Kurban dan Ketua Pemuda setempat.
Beliau mengatakan
"Tahun ini dusun Kradenan menyembelih 10 Sapi, dan 12 Kambing Domba, dengan menghasilkan 1, 55 Ton untuk full daging Sapi dan 99 Kg untuk daging kambing, untuk pembagianya pihak dusun sudah menjatah perjiwa yang ada di dusun, dan yang dari luar daerah bisa mengisi data atau mendaftar dahulu yang disediakan oleh panitia setempat." (Ujar Pak Rouf)
Kemudian diakhir pengelolaan daging kurban, panita dan Banser melakukan pembagian daging kurban dimulai dengan penduduk luar daerah yang sudah dikira-kirkan panita, dan selanjutnya di bagikan ke warga kradenan.
