Mohon tunggu...
KKN 74WONOJATI
KKN 74WONOJATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN KOLABORATIF JEMBER

KKN Kolaboratif Kab. Jember dengan 13 anggota yang terdiri dari berbagai universitas yaitu Universitas Jember, Universitas Islam Jember, STIA Pembangunan, dan Universitas PGRI Argopuro Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PILAH: Penyuluhan Teknik Pengelolaan Limbah dan Pemanfaatan UMKM, Inovasi KKN Kolaborasi 74 Wonojati

22 Juli 2023   11:41 Diperbarui: 22 Juli 2023   11:49 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kabupaten Jember sedang dalam upaya untuk mewujudkan SDGs desa melalui program KKN Kolaboratif Tahap 2. KKN Kolaboratif merupakan kegiatan kolaborasi 15 perguruan tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat, sehingga pada KKN Kolaboratif kali ini menerjunkan 3.500 Mahasiswa. Salah satunya tim KKN Kolaborasi 074 beranggotakan 13 mahasiswa yang berasal dari Universitas Jember, Universitas Islam Jember, Universitas PGRI Argopuro Jember, dan STIA Pembangunan Jember. 

KKN 074 mendapat kesempatan untuk mengabdi di Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah, Jember. Keberadaan KKN 074 disini guna untuk memaksimalkan SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada pada desa Wonojati agar dapat menjadi desa yang potensial. Dalam proses observasi pada Desa Wonojati, KKN 074 menemukan beberapa permasalahan di Desa Wonojati yang membuat warga desa menjadi resah, yaitu Limbah Kotoran Sapi. Warga Desa Wonojati resah dengan limbah kotoran sapi yang dibuang di sekitar pemukiman dan sungai. Jumlah peternak di wilayah Desa Wonojati terbilang cukup banyak kurang lebih sekitar 100 peternak. 

Pada hari Kamis (13/7/2023), Abdurrahman selaku kades mengatakan, "Pihak desa sudah menangani terkait limbah kotoran sapi dengan membuatkan lubangan, ketika lubangan penuh ditutup kembali dan membuat lubangan lainnya". Berdasarkan pengakuan Bapak Jumari selaku kepala dusun Pondok Lalang yang juga merupakan pemilik ternak bahwa dirinya sudah memberikan contoh kepada masyarakat terkait pengelolaan limbah kotoran sapi yang dibakar terlebih dahulu, kemudian dengan belajar melalui Youtube untuk pembuatan kompos. Namun, hal tersebut belum cukup untuk menjadi contoh pemanfaatan limbah ternak untuk masyarakat sekitarnya. Pihak Desa Wonojati pun belum menerapkan aturan dan persyaratan bagi peternak agar membuat pengolahan limbah kotoran hewan sehingga tidak merugikan warga. Maka dari itu, diperlukan koordinasi semua pihak mengingat permasalahan ini membutuhkan pendekatan lintas sektor. 

Berdasarkan keresahan warga desa terkait limbah kotoran sapi, KKN 074 menemukan inovasi untuk memanfaatkan kotoran sapi tersebut menjadi sebuah produk yaitu pupuk. Setelah dilakukan mediasi dengan kepala desa dan segenap kepala dusun setempat, pihak mahasiswa dan perangkat desa juga sepakat dengan adanya program kerja tersebut. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Program kerja ini dirancang dengan harapan masyarakat Desa Wonojati tidak lagi membuang limbah kotoran hewan sembarangan yang juga dapat memberikan dampak sangat buruk bagi manusia dan makhluk hidup di sekitarnya secara langsung dan tidak langsung. Dampak langsung pencemaran tanah adalah bau menyengat yang tidak sedap, lingkungan yang penuh lalat dan kumuh. Sementara dampak tidak langsung yang disebabkan oleh pencemaran tanah adalah sesak napas akibat bau yang sangat menyengat hingga timbulnya beberapa penyakit yang dibawa oleh lalat dan hewan pembusuk lainnya. Beberapa dampak dari pencemaran lingkungan ini akan semakin bertambah parah jika perangkat desa dan masyarakat tidak segera mengambil langkah, Selain itu, masyarakat juga mengerti bahwa kotoran hewan pun dapat bernilai ekonomis. 

Di sisi lain, Desa Wonojati juga terkenal memiliki banyak UMKM sehingga hal ini juga menjadi fokus perhatian anggota KKN yang ingin meningkatkan digitalisasi marketing UMKM kecil yang didampingi oleh PKK Desa Wonojati. "Disini banyak UMKM, tetapi banyak pemilik UMKM-nya itu tidak percaya diri dengan produknya, sehingga dalam pemasaran dan media promosi juga mereka masih tergolong kurang", kata Sekretaris Desa Wonojati. UMKM tersebut antara lain lestari craft, seblak, pembuatan tahu, dan kripik singkong. Hingga kamipun juga membuat program kerja dimana hal ini berfokus kepada UMKM yang memang perlu dibantu untuk lebih mengembangkan lagi produk-produk yang dimiliki, hingga lebih dikenal oleh khalayak umum dan tentunya juga meningkatkan pendapatan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun