Setelah kepah bersih dan terpisah dengan cangkanya serta direndam mengunakan air garam, serai, tahap selanjutnya dalah dengan memberikan beberapa bumbu atau rempah-rempah seperti pewarna makanan, kunyit dan lainnya, kepah yang telah dibumbui akan berwarna orange dikarenakan campuran kunyit yang telah diberikan
Kepah yang telah diberikan bumbu tersebut terlebih dahulu melewati proses penjemuran dibawah sinar matahari, desa Bagan Kuala yang terletak di pesisir pantai menjadikan tempat ini memiliki cuaca yang cukup baik untuk menjemur kepah, penjemuran kepah bisa dilakukan sekitar 3 jam sampai kepah kering dan tidak berair.
Nantinya produk kepah kering ini bisa dijadikan sebagai makanan sehari-hari, kepah disajikan dengan diolah kembali menjadi kepah sambal,kepah gulai, dan aneka resep makanan lainnya, "insyallah kalau sudah jadi. Kepah ini bisa dijadikan kepah sambal, enak rasanya pokoknya semua orang suka" Ucap bang aliansyah selaku masyarakat, kepah yang dijual nantinya memiliki harga Rp 10.000 dengan modal yang dibutuhkan sekitar Rp.5000 setiap satu bungkus kepahnya, harapan Mahasiswa KKN 74 UINSU kepada Desa Bagan kuala dari dilaksanakan pemerdayaan UMKM melalui pembuatan Usaha King Kepah ini adalah untuk membangkitkan kreativitas masyarakat, memberikan informasi bahwasannya desa bagan kuala sangat cocok untuk membangun UMKM dilihat berdasarkan aneka hasil laut yang diperoleh, meningkatkan ekonomi masyarakat yang bisa dijadikan sebagai pekerjaan sampingan atau tambahan selain melaut atau nelayan (Penulis : Irwan Gunawan -Divisi Dokumentasi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H