Sembalun Bumbung, 25 Oktober 2024 | Kegiatan pengembangan varietas baru Pepino (Solanum muricatum) sebagai destinasi agrowisata di kawasan Sembalun, yang terletak di lereng Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat yang dikenal akan pesona alamnya yang memukau serta potensi agraris yang melimpah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kelompok Tunas Muda Sembalun Bumbung bekerja sama dengan kelompok KKN MBKM Mandiri Universitas Mataram (UNRAM) Sembalun Bumbung 2024.
Dengan iklimnya yang sejuk dan tanah yang subur, daerah ini sangat cocok untuk budidaya berbagai tanaman hortikultura. Salah satu tanaman yang kini mulai dilirik adalah pepino, buah unik dengan cita rasa manis dan menyegarkan. Melalui upaya pengembangan varietas baru pepino, Sembalun memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi agrowisata terkemuka yang tidak hanya memberikan pengalaman wisata menarik, tetapi juga mendorong inovasi dalam pertanian berkelanjutan.
Pepino (Solanum muricatum) merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Andes di Amerika Selatan. Buah ini memiliki ciri khas berupa bentuk lonjong, kulit berwarna kuning dengan garis-garis ungu, serta rasa yang mirip kombinasi antara melon dan mentimun. Selain kaya nutrisi, pepino juga unggul dalam hal budidaya karena dapat tumbuh di wilayah dengan ketinggian tertentu dan memerlukan perawatan yang cukup sederhana.
Kondisi iklim sejuk di Sembalun, dengan ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut, sangat mendukung budidaya pepino. Situasi ini memberikan peluang bagi petani setempat untuk mengembangkan varietas baru yang lebih unggul, baik dari segi kualitas buah maupun daya tahan terhadap hama dan penyakit.
Pengembangan varietas baru pepino dilakukan melalui proses pemuliaan tanaman yang bertujuan menghasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik. Beberapa aspek utama yang menjadi perhatian dalam pengembangan ini meliputi:
1. Menciptakan varietas dengan rasa lebih manis dan tekstur yang lebih renyah untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
2. Menghasilkan buah dengan ukuran lebih besar dan tampilan kulit yang lebih menarik untuk meningkatkan nilai jualnya.
3. Mengembangkan varietas yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, serangan hama, dan penyakit.
4. Meningkatkan produktivitas tanaman untuk mendukung hasil panen yang lebih tinggi dan pendapatan petani.