Mohon tunggu...
KKN 64
KKN 64 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Program unggulan kegiatan KKN Desa Wanatirta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pelaksanaan Pendampingan Budidaya Maggot oleh Mahasiswa KKN UIN SAIZU Purwokerto di Desa Wanatirta, Paguyangan, Brebes

13 Februari 2024   10:18 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brebes - Kampus Peduli Masyarakat (KAMPELMAS) terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, visi misi tersebut direalisasikan oleh KKN kelompok 64 UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto dengan melaksanakan program pendampingan budidaya maggot di Desa Wanatirta, Paguyangan, Brebes, Jumat (9/2/2024). Program pendampingan ini akan terus dilakukan sampai usainya pelaksanaan KKN. 

Program ini bermula dari timbulnya keresahan peternak atas harga pakan pelet untuk ikan yang terus meroket.

"Harga pelet sekarang terus naik mas, untuk itu kami sedang berupaya untuk mencari alternatif pakan agar tidak terlalu banyak menghabiskan biaya produksi" ujar Iwan, seorang peternak ikan asal Wanatirta, Sabtu (13/1/2024).

Hal senada diungkapkan oleh anggota POKDAKAN (Kelompok Budidaya Ikan) Brebes Selatan pada kegiatan sarasehan bersama Mahasiswa KKN kelompok 64 UIN SAIZU Purwokerto yang bertempat di kediaman kepala desa Wanatirta, Selasa (16/1/2024).

Larva lalat BSF (Maggot) diambil sebagai terobosan pakan alternatif karena selain harganya yang lebih terjangkau juga memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu 40-50%, lemak 30-40%, abu 11-15%, kalsium 4,8-5,1%, dan mineral.

Untuk itu, Mahasiswa KKN berkolaborasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Brebes melalui petugas penyuluh lapangan mengadakan sosialisasi dan kunjungan studi tiru dengan pembudidaya maggot dan lele Agrobiz Terpadu di daerah Slawi, Tegal, Sabtu (20/1/2023) 

Siklus hidup BSF secara total hanya sekitar 45 hari, mulai dari telur sampai lalat dewasa, seekor lalat betina dewasa biasanya mampu menghasilkan 500-900 butir telur, untuk 1 gram telur, mampu menghasilkan 3-4 kg larva BSF atau maggot. Pada fase ke-tiga BSF setelah telur BSF dan bayi larva, yakni larva dewasa, di fase inilah maggot sangat baik untuk dijadikan sebagai pakan ternak.

Menurut pemilik Agrobiz Terpadu pemberian maggot sebagai pakan ikan menggunakan prosentase 70% pelet, 30% maggot untuk lele yang berumur satu bulan, selanjutnya dua minggu kemudian menggunakan prosentase 60% pelet, 40% maggot, terakhir 50% pelet, 50% maggot setelah lele memasuki usia dua bulan.

Untuk saat ini Mahasiswa KKN bersama POKDAKAN sudah mulai membangun peternakan maggot untuk memenuhi kebutuhan pasokan pakan alternatif untuk ikan bagi Masyarakat desa Wanatirta, khususnya bagi anggota Kelompok Budidaya Ikan itu sendiri.

Rencananya program ini akan terus dikembangan oleh Masyarakat dan menjadi salah satu program unggulan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wanatirta dengan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2024 untuk membangun tempat budidaya maggot yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun