Strategi diversifikasi yang diterapkan Tanjung tidak hanya bertujuan untuk menyebar risiko, tetapi juga untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada. Tanjung memahami bahwa ketergantungan pada satu sektor bisnis dapat menghadirkan risiko, terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Dengan memiliki berbagai lini bisnis yang saling mendukung, ia berhasil mengurangi dampak fluktuasi yang mungkin terjadi di salah satu sektor. Hal ini memungkinkan Tanjung untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengoptimalkan potensi keuntungan dari berbagai sumber.
2. Fokus pada Inovasi
Inovasi merupakan inti dari strategi bisnis Chairul Tanjung, mencerminkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kebutuhan pasar yang dinamis. Dalam setiap langkahnya, Tanjung berusaha menghadirkan produk dan layanan yang tidak hanya relevan tetapi juga mendobrak batas-batas konvensional.
Salah satu contoh signifikan dari pendekatan inovatifnya adalah peluncuran jaringan televisi Trans TV dan Trans7. Alih-alih sekadar mengikuti tren yang sudah ada dalam industri media, ia memperkenalkan konsep-program yang benar-benar baru dan segar. Trans TV, misalnya, dikenal dengan berbagai program hiburan yang inovatif dan kreatif, sementara Trans7 menonjol dengan format acara yang beragam dan menarik. Pendekatan ini tidak hanya memikat audiens dengan konten yang segar tetapi juga menetapkan standar baru dalam industri media televisi di Indonesia.
Kemampuan Chairul Tanjung untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi juga merupakan aspek penting dari strategi bisnisnya. Di tengah era digital yang berkembang pesat, ia menunjukkan visi jauh ke depan dengan mengintegrasikan teknologi terbaru ke dalam operasional bisnisnya. CT Corp, sebagai salah satu konglomerat yang dipimpinnya, memanfaatkan berbagai platform digital untuk memperluas jangkauan media dan memperkuat kehadirannya di pasar.
3. Pendekatan Berbasis Kinerja
Chairul Tanjung menganggap bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya diukur dari visinya atau ambisi besar, tetapi juga dari kinerja nyata dan hasil yang dicapai. Dalam rangka mewujudkan prinsip ini, ia menerapkan sistem manajemen berbasis kinerja yang sangat ketat di seluruh jajarannya. Sistem ini merupakan pilar utama dalam strategi bisnisnya, memastikan bahwa setiap aspek operasional perusahaan berfungsi secara optimal dan efisien.
Sistem manajemen berbasis kinerja yang diterapkan Chairul Tanjung mengutamakan pengukuran dan evaluasi hasil sebagai alat utama untuk mencapai keunggulan kompetitif. Tanjung menekankan pentingnya metrik kinerja yang jelas dan terukur, yang memungkinkan perusahaan untuk secara objektif menilai hasil dari setiap unit bisnis. Dengan menetapkan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan dan terukur, ia dapat memantau dengan cermat bagaimana setiap bagian dari organisasi berkontribusi terhadap tujuan keseluruhan perusahaan.
Melalui sistem ini, ia mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam operasional bisnisnya dengan cepat dan tepat. Pemantauan yang terus-menerus terhadap kinerja memungkinkan deteksi dini terhadap masalah atau inefisiensi, memberikan waktu yang cukup untuk melakukan intervensi dan penyesuaian yang diperlukan. Sebagai contoh, jika salah satu unit bisnis menunjukkan kinerja di bawah standar, Tanjung dapat segera mengevaluasi penyebabnya, baik itu terkait dengan strategi, proses, atau sumber daya, dan mengambil tindakan korektif yang sesuai.
4. Pentingnya Jaringan dan Kemitraan
Chairul Tanjung memiliki pemahaman mendalam bahwa jaringan dan kemitraan strategis merupakan elemen krusial dalam mencapai kesuksesan bisnis yang berkelanjutan. Dia menyadari bahwa membangun dan memelihara hubungan yang solid dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra bisnis, pemerintah, dan komunitas lokal, adalah fundamental untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saing perusahaan.